Suatu hari Toni (bukan nama sebenarnya) didatangi teman perempuannya, namanya Rina (bukan nama sebenarnya). Rina bermaksud meminta tolong Toni untuk mencarikan kost.
Toni dengan sigap langsung membantu Rina karena sesama karyawan marketing meskipun beda kantor. Akhirnya Rina mendapat kost dekat dengan Toni.
Sebagai sesama perantau dan juga kerja di bidang yang sama, mereka menjadi lebih akrab. Hubungan pertemanan yang biasa saja. Namun, semakin hari sikap Rina berubah. Rina mulai terlihat menyukai Toni. Toni mengetahuinya.
Sebenarnya Rina tahu bahwa Toni bukanlah jomblo. Dia sudah punya pacar di kota asalnya. Bahkan orangtua masing-masing pihak sudah menyetujui. Hubungan mereka sudah serius dan tinggal menunggu "gong" untuk lamaran.
Entahlah, mungkin Rina menutup mata dengan kenyataan. Dia tetap menunjukkan rasa sukanya dan telaten untuk mendekati Toni. Bisa jadi karena Rina juga sudah cukup usia untuk menikah.
Melihat kenyataan ini, Toni bimbang. Di satu sisi, pacarnya jauh sehingga tak bisa merasakan perhatian secara langsung. Sementara Rina selalu di dekatnya. Siapa juga yang tak kelepek-kelepek dapat perhatian dari perempuan sangat telaten mengurusnya?
Namun, di sisi lain dia sudah punya pacar yang sudah jelas "kualitas"nya. Terlebih pacar Toni sudah dekat dan mampu mengambil hari ibundanya yang sudah janda. Bagi Toni, hal ini penting mengingat dia adalah anak tunggal yang harus mengurus ibunya nanti.
Setelah menimbang dan menerima masukan dari temannya, akhirnya Toni memilih menjauh dari Rina. Disinilah kondisi dilema cinta segitiga ketika harus memilih. Rina menjadi jutek karena adanya penolakan halus dari Toni. Toni juga tak tega, tapi apa boleh buat.
Lucunya, Toni mengakhiri dengan cara halus. Dia seolah "melipir" pelan-pelan. Toni pindah kost dengan alasan ikut temannya, pasangan muda, yang mengontrak rumah. Kebetulan rumahnya besar dan kamar banyak. Kisah cinta segitiga pun berhenti sampai disitu.
Pacaran LDR rawan cinta segitiga
Hubungan jarak jauh (LDR) ketika pacaran memang rawan dengan cinta segitiga. Ketika berjauhan, besar kemungkinan untuk terlibat cinta lokasi dengan teman kuliah, kerja, atau komunitas lainnya.
Pepatah jawa mengatakan "witing tresno jalaran seko kulino". Artinya, cinta tumbuh dari kebiasaan bersama-sama.Â
Tiap hari ketemu, tiap hari bersama, lama-lama jatuh cinta juga. Karena itu, jika tak punya komitmen kuat atau komunikasi yang baik dengan pacar, bisa jadi terlibat cinta seperti ini.
Parahnya lagi, kalau ada pihak yang berobsesi, berambisi, dan atau agresif seperti Rina yang mengejar lalu dengan telaten dan sabar mendekati. Wah bisa bubar! Ada loh yang begini, selagi janur kuning belum melengkung seseorang dianggap masih bisa ditikung. Ups...
Nah, akan menjadi parah lagi jika yang bersangkutan memang tipe tidak setia. Seperti dalam kisah Toni dan Rina, bisa saja Toni "main belakang" dengan pacarnya. Tak ada yang tahu dan tak akan ketahuan sama pacarnya kok. LDR benar-benar rawan karena cinta segitiga yang menggoda!
Jangan lanjut jika tak mau benjut!
Bagaimana jika terlibat cinta segitiga? Ya, jangan dilanjut jika tak mau benjut! Katanya cinta harus memilih atau melepaskan meskipun tak mudah.
Seperti kisah Toni, akhirnya dia memilih untuk setia dengan pacarnya. Kalau dia lanjut, mungkin semuanya akan ribut. Pacar, keluarga, dan ibunya pasti akan kecewa dan kalang kabut dengan sikapnya.
Dalam memilih, seseorang butuh kebijaksanaan yang baik karena akan selalu ada pihak yang tersakiti. Seperti Rina, setelah Toni memilih pacarnya, dia tersakiti. Namun, akhirnya dia pun melepas Toni.
Memang bicara tentang perasaan itu tidak mudah. Ngomong itu gampang, prakteknya susah! Hmmm... kalau saya sih sekiranya orang itu sudah punya pacar atau tunangan, lebih baik mundur.Â
Cinta itu bukan untuk diperebutkan. Lebih baik melepas untuk mendapatkan yang lebih baik. Setuju?
*benjut (bahasa Jawa): luka memar terbentur sesuatu yang keras
Artikel ditulis untuk Kompasiana. Dilarang keras menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang artikel dalam bentuk apapun tanpa izin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H