Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mencuci Pakaian Bayi dengan Mesin Cuci, Benarkah Bikin Perut Bayi Melilit?

29 Mei 2021   18:00 Diperbarui: 29 Mei 2021   20:36 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi bayi menangis (Foto : pixabay.com/Ben.Kerchx

Banyak mitos yang berkembang di sekitar kita tentang perawatan bayi. Salah satunya yang pernah saya dengar adalah tidak boleh memeras dan atau mencuci pakaian bayi menggunakan mesin cuci. Konon hal itu bisa menyebabkan perut bayi melilit sehingga bayi rewel dan menangis.

Sepuluh tahun yang lalu, pakaian bayi si sulung selalu dicuci dengan tangan. Waktu itu karena ada ibu saya dan asisten rumah tangga yang membantu.

Lalu bagaimana dengan si bungsu yang lahir 4 tahun lalu? Hmmm... Pakaiannya tak lagi dicuci dengan tangan, tapi dengan mesin cuci!

Sebenarnya bukan karena ada mesin cuci, tapi karena waktu itu saya belum mendapat asisten rumah tangga. Ibu saya pun hanya menemani dan sudah tak saya perbolehkan melakukan pekerjaan rumah tangga.

Mengurus bayi dan kakaknya saja sudah kewalahan, jadi saya harus berputar otak bagaimana supaya semua urusan rumah tangga beres dan saya tidak kecapekan.

Untuk makan, seringkali beli lauk dan sempat juga menggunakan jasa catering. Untuk tanaman, ada tukang kebun bulanan, dan setrika pakaian menggunakan langganan laundry. Jadi, saya hanya membersihkan rumah (dibantu suami) dan mencuci pakaian.

Saya tak sekalian mencuci pakaian di laundry karena menurut saya lebih bersih dicuci sendiri. Apalagi untuk pakaian bayi yang memerlukan cara sendiri untuk mencucinya.

Cara saya mencuci dengan mesin cuci selalu menggunakan mode cuci "baby care". Mode cuci ini memakan waktu lebih lama. Untuk deterjen dan pewangi, saya pakai yang khusus untuk bayi. 

Biasanya deterjen khusus ini wanginya tidak terlalu kuat, hipoalergenic, tidak mengandung pemutih, dan menggunakan bahan dari tumbuhan (bukan kimia). Dengan demikian, aman dan nyaman untuk kulit bayi yang sensitif

Semua cara tersebut cukup meringankan beban saya. Sebenarnya antar jemput sekolah juga ingin memakai jasa jemputan, tapi si sulung tidak mau, jadi saya tetap menjemputnya ke sekolah dengan bayi yang saya taruh di carseat mobil.

Kerepotan inilah yang akhirnya diketahui beberapa teman saya. Suatu hari, ada teman yang berkunjung untuk menengok si bungsu. Dia terkaget-kaget mengetahui saya tak punya asisten rumah tangga.

Obrolan demi obrolan berlanjut. Hingga dia pun menanyakan bagaimana saya mengurus cuci-setrika pakaian. Saya dengan enteng mengatakan semuanya saya cuci dengan mesin cuci. Kecuali untuk setrika, saya memakai jasa laundry.

Mendengar jawaban saya, teman itu balik bertanya, "Pakaian bayi kamu cuci juga dengan mesin?", saya pun mengiyakan.

"Hah? Bisa bersih? Kalau kata orangtua dulu cuci pakaian bayi itu nggak boleh diperas. Apalagi pakai mesin itu nggak baik. Bikin perut bayi melilit-lilit loh... Memang percaya-tak percaya karena kalau pakai mesin kan diperas dan diputar. Kasihan saja..." katanya sedikit terkejut.

"Ohya? Saya malah baru dengar... hihihi... Duh, nggak sanggup kalau cuci tangan!" sahut saya. Disini saya yang ganti terkejut karena saya baru pertama kali mendengar tentang hal ini.

Saya tak beradu argumen tentang hal itu karena saya tahu dia bermaksud baik dan peduli. Dia pun juga baik dengan banyak memberi tahu info delivery order makanan dan berbagai kebutuhan rumah tangga.

Setelah teman saya pulang, baru saya berpikir kembali, "Apa hubungannya ya cuci pakaian bayi pakai mesin cuci dengan kolik pada bayi?" Ah, menurut saya tak masuk logika.

Memang bayi bisa jadi mengalami kolik, di mana menggeliat terus seperti perutnya melilit. Tapi itu karena pengaruh ASI atau susu formula dan adaptasi pencernaan bayi di masa awalnya.

Mesin cuci memang berputar, tapi kan yang diputar dan diperas dengan kecepatan itu kan pakaian bayi? Saya yakin ini mitos saja. Mitos yang tidak benar, meskipun ada maksud baik di dalamnya.

Saya menduga mitos ini berkembang karena pakaian bayi itu harus dicuci sebersih-bersihnya. Mencucinya dengan tangan pastinya akan menghasilkan cucian yang bersih maksimal.

Lalu saya hubungkan dengan bayi si sulung yang tak pernah saya beri diaper. Jadi, baju dan celana bayinya sering kotor dengan pipis dan pup. Dengan begitu, mau tak mau semua bajunya dikucek dan dicuci dengan tangan supaya lebih bersih.

Bagaimana dengan si bungsu? Saya berani mencuci semua bajunya dengan mesin cuci karena memang tak terlalu kotor. Si bungsu selalu memakai diaper siang dan malam, hanya beberapa saat saja saya biarkan jeda tanpa diaper.

Memang diaper sekali pakai ini tidak ramah lingkungan, tapi dengan kondisi saya tanpa asisten rumah tangga dan juga harus mengurus kakaknya, diaper adalah "malaikat penolong kecil", hehe. Saya menjadi tak terlalu lelah dan malam hari bisa tidur nyenyak tanpa harus mengganti popok bayi yang basah.

Dari sinilah, bisa saya katakan bahwa mencuci pakaian bayi dengan mesin cuci itu boleh saja dan tak terbukti menyebabkan perut bayi melilit (kolik). 

Jika ada yang mengatakan seperti itu adalah mitos dan tidak benar. Yang lebih tepat adalah pakaian bayi harus diusahakan bersih "sebersih-bersihnya" supaya bayi sehat dan nyaman. Kulit bayi yang lembut dan sensitif harus kita perhatikan dan rawat. Salah satunya adalah melalui pakaian bayi yang bersih dan lembut.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun