"Hmmm... bisa jadi. Bukankah kamu tahu aku bukan tipikal perempuan yang bisa drama? Katamu aku perempuan bodoh hihihihi
Hmmm... Untuk orang yang hidupnya datar tanpa tekanan, mungkin akan sulit mengerti. Tapi jika kamu pernah diperhadapkan pada pilihan antara hidup dan mati, atau pilihan tersulit dalam hidup, kamu akan paham, " kataku santai.
"Kamu tahu, selama hampir setahun itu Tuhan menghadirkan "teman" bagiku dalam bentuk makanan. Aku tak lagi merasa sendiri. Aku yakin tak ada yang kebetulan, jadilah aku yang sekarang!" kataku melanjutkan penjelasan. Dia tersenyum.
"Idihhh... filosofis sekali, istriku ini? Ampunnn..." candanya. Ah, dia memang makhluk rasional. Susah sekali menjelaskan pada seorang Taurus yang sangat logis dalam menyikapi segala hal.
"Bukan begitu... itu real story bagiku. Bagiku, Tuhan memanjangkan usiaku seperti panjangnya mie kwetiau itu..." sahutku. Dia langsung tersenyum. Ada binar di matanya.
"Ya, dan akhirnya kita ketemu ya? Hahaha... misteri Ilahi! Dua orang yang sama-sama "tak laku"! " timpalnya. Seketika aku dan dia tertawa ngakak.
Langit senja merona jingga. Mungkinkah dia ikut tertawa mendengar sepotong cerita tentang jejak rasa? Atau mungkin dia ingin menambah suasana romansa? Mungkin saja. Aku pun tertawa.
Cikarang, 9 April 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI