4. Pertimbangkan informasi tambahan
Tidak semua hotel tua itu horor alias menyeramkan. Banyak juga hotel tua yang nyaman. Bagi saya informasi tambahan tentang hotel yang sulit dibuktikan yaitu kehororan, tetap harus dipertimbangkan.
Saya tak bisa tidur di hotel dengan suasana "creepy". Begitu juga dengan anak-anak, kasihan kalau mereka tak bisa tidur nyenyak.
Pernah suatu kali kami memilih hotel yang sedikit murah karena akan berlibur dalam waktu 3-4 hari. Ternyata si bungsu rewel terus tidur di hotel ini. Akhirnya malam-malam suami keluar mencari hotel lain secara on the spot sekalian survey kamar langsung.
Mungkin juga feeling saya tak enak, selama suami mencari hotel lain, saya mengemasi semua barang. Ketika kembali ke hotel, suami kaget karena saya sudah siap berpindah. Alhasil tengah malam kami check-out. Ingin hemat malah bayar dobel!
Staf hotel heran dan bertanya, "Mau lihat pergi ke gunung mengejar sunrise ya, Pak?" Suami langsung mengiyakan begitu saja. Entahlah, padahal waktu itu hotel penuh karena banyak tamu. Mungkin cocok-cocokan juga ya?
Nah, setelah pindah hotel malam itu, anak-anak saya langsung tidur pulas. Padahal hotel ini hanya guest house dengan beberapa kamar saja. Tapi memang "homey" dan asyik.
5. Ada harga, ada rupa
Hukum ekonomi umumnya harga sebuah kamar hotel sebanding dengan penampakan dan fasilitas. Bukan berarti kita harus menginap di hotel yang mahal. Bukan. Ada juga kok hotel yang murah tapi bersih dan bagus.
Akan tetapi, jika kita mengajak keluarga dan anak, pertimbangkan juga kelas hotel. Tidak lucu jika kita mengajak anak liburan, namun aura sekitar hotel tidak bagus.
Suatu kali kami pernah memesan hotel di suatu kota. Hotel ini berupa resort dan termasuk yang paling bagus di daerah tersebut. Kami memesan kamar standar karena ada promo dari aplikasi travel.