Ketika kami bertemu kembali setelah bertahun-tahun, Tini mengajak suaminya yang menurut saya orang yang lebih baik, ramah, dan rendah hati. Tuhan justru memberi jodoh yang lebih baik daripada mantan tunangannya yang pengecut itu.
Jadi, dalam kondisi hati yang hancur tetaplah berpengharapan pada Tuhan. Dia menyediakan jodoh terbaik buat kita. Orang yang lebih bertanggung jawab, menyayangi, dan menghargai kita. Everything is possible with God, right?
Akhir kata, menurut saya pribadi untuk menyikapi kekasih yang tiba-tiba menghilang itu bukan perkara mudah. Terkadang butuh waktu yang sangat lama.
Jika tak percaya, silahkan simak lagu "Ninggal Tatu"nya almarhum pakde Didi Kempot. Lagu itu gambaran lengkap ambyarnya hati seseorang ketika kekasih menghilang, ingkar janji, dan berpaling pada yang lain.
Bagaimana jika terjadi pada orang yang dekat dengan kita? Cukup berikan pelukan, dengarkan curhatnya, dan ajak dia jalan-jalan mencari hiburan. Hal kecil ini sudah amat sangat membantunya untuk bisa tenang dan menata hati yang ambyar.
Hmmm... bagi saya sih semua sudah lewat. Cuma ya namanya punya anak, jangan sampai mereka mengalami atau bersikap seperti itu. Hehehe...
Salam hangat,
MomAbel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H