Kami berempat asyik bercengkerama. Anak-anak terlihat ceria. Kami sempat menggelar tikar di luar tenda, kemudian tidur-tiduran bersama. Perasaan bahagia membuncah di hati kami. Maklum, berbulan-bulan kami hanya di rumah. Sensasi bahagia tentu lebih terasa.
Langit sore kala itu sungguh indah. Cuaca cerah sungguh kami syukuri. Langit senja merah merona. Kami pun memulai acara barbeque berupa jagung dan uli yang semua sudah disediakan.Â
Hingga malam, anak-anak asyik bermain. Namun mereka tidur cepat karena tak ada TV. Si bungsu sempat protes, "Kok nggak ada TV. Nggak ada nettflix?" Kakaknya pun menyahuti, "Namanya juga camping!" Hehehe
Menikmati Alam
Esok paginya, kami dikejutkan dengan banyak monyet yang berlarian dari pohon yang satu ke pohon lainnya. Mereka saling mengejar sesamanya. Anak-anak malah kegirangan melihat tingkah monyet-monyet Jawa ini.Â
Setelahnya, kami menikmati alam sekitar di dusun Bambu. Dari tempat tertinggi disini, kita bisa melihat bentang alam yang indah dan memanjakan mata.
Pagi itu matahari bersinar cerah. Gumpalan awan pagi menghias angkasa. Semilir angin membawa kesejukan pagi. Hijau pohon dan warna-warni bunga menambah keindahan pagi. Gemericik air ikut menyempurnakan hari.
Ketika kami berjalan bersama sekalian menuju restoran, anak-anak sangat ceria. Kami tak berpapasan dengan keluarga lain. Begitulah liburan di masa pandemi. Lebih syahdu tanpa hiruk-pikuk keramaian.