Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jembatan Kaca dan Bentang Alam Buntu Burake

22 Januari 2021   06:00 Diperbarui: 22 Januari 2021   07:23 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Yesus Memberkati Dilihat dari Agro Pango-pango (Foto: koleksi pribadi)


Tana Toraja dengan keindahan alam dan keunikan budayanya selalu menarik untuk dikunjungi. Perjalanan panjang dan sedikit melelahkan akan terbayar tatkala kita mendapat pengalaman yang berkesan.

Juni 2018 yang lalu adalah kali pertama kami sekeluarga dengan formasi lengkap mengunjungi Tana Toraja, tanah leluhur papanya anak-anak. Meskipun si bungsu waktu itu masih 14 bulan, rasanya bahagia bisa mengajaknya ikut serta. Dia pun tidak rewel sepanjang perjalanan.

Kurang-lebih dua minggu kami disana karena ada acara keluarga juga. Selebihnya, kami jalan-jalan menikmati indahnya Tana Toraja. Bukan hanya keeksotisan budayanya yang menarik, namun bentang alam Tana Toraja sungguh magis.

Patung Yesus Memberkati Buntu Burake

Satu destinasi wisata yang kami kunjungi  waktu itu, namun belum sempat saya tulis adalah wisata Buntu Burake yang ada di kota Makale. Pasti sudah tahu ya disana ada patung Yesus Memberkati yang tingginya 45 meter. Patung ini adalah patung Yesus tertinggi kedua di Indonesia setelah patung yang ada di Manado.

Patung Yesus Memberkati (Foto: Kabarmakassar.com via Liputan6.com)
Patung Yesus Memberkati (Foto: Kabarmakassar.com via Liputan6.com)
Patung ini berada di ketinggian bukit Buntu Burake. Jika dilihat dari tempat tertentu, akan terlihat seakan Yesus sedang memberkati kota Makale yang ada di bawahnya. Sungguh indah!

Saya sangat antusias mengunjungi salah satu ikon wisata Tana Toraja ini karena termasuk destinasi wisata baru. Pagi menjelang siang, kami menuju kesana. Jalanan menanjak dan berkelok karena kita sedang menaiki sebuah bukit.

Pelataran di bawah patung Yesus Memberkati (Foto: koleksi pribadi)
Pelataran di bawah patung Yesus Memberkati (Foto: koleksi pribadi)
Waktu itu Buntu Burake sudah dibuka untuk umum, meskipun belum selesai sempurna. Sampai disana, matahari mulai meninggi. Akan tetapi panasnya tak terasa karena udara sejuk di atas bukit.

Dari parkiran mobil, kami hanya berjalan kurang lebih 300 meter saja. Ketika berjalan menuju pelataran yang ada di bawah patung, kami takjub dengan pemandangan yang ada. Keren! Indahnya tanah air tercinta! Deretan bukit menghijau, langit biru, dan udara yang segar. Bentang alam yamg sungguh indah dan pasti instagramabel.

Bentang alam Buntu Burake (Foto : koleksi pribadi)
Bentang alam Buntu Burake (Foto : koleksi pribadi)
Jembatan Kaca yang Menguji Nyali

Buntu Burake ini berada di ketinggian 1700 meter diatas permukaan laut. Persis di bibir pelataran bawah patung, terdapat jembatan kaca. Kita pun bisa melihat ke bawah. Duh, lumayan juga membuat jantung berdesir.

Jembata kaca yang belum diresmikan (Foto: koleksi pribadi)
Jembata kaca yang belum diresmikan (Foto: koleksi pribadi)
Ada rasa penasaran ingin mencoba meniti di atas jembatan kaca itu. Sayang, waktu itu belum diperbolehkan karena belum diresmikan. Kacanya pun masih terbungkus plastik. Begitu juga ada pembatas dan papan larangan untuk tidak meniti jembatan.

Tepat di bulan Desember di tahun yang sama, patung Yesus Memberkati dan jembatan kaca tersebut diresmikan presiden Jokowi. Tentunya sekarang sudah diperbolehkan. Hmm.. Suatu saat akan saya coba untuk uji nyali disini. Biasanya sih kalau ramai-ramai lebih berani hehehe...

Panorama alam di sekitar jembatan kaca (Foto: koleksi pribadi)
Panorama alam di sekitar jembatan kaca (Foto: koleksi pribadi)
Melihat Patung Yesus Memberkati dari Agro Pango-pango

Berhubung sudah siang dan terik, waktu itu kami pulang untuk makan siang. Sorenya, kami jalan-jalan ke hutan wisata agro Pango-pango. Disini kami menikmati indahnya hutan pinus dengan udara yang segar. Tak ada yang istimewa sebenarnya karena wana wisata ini sepi dan kurang greget.

Saya dan keluarga di agro Pango-pango (Foto: koleksi pribadi)
Saya dan keluarga di agro Pango-pango (Foto: koleksi pribadi)
Namun, traveling selalu membawa kejutannya sendiri. Jika siangnya kami melihat patung Yesus Memberkati dari dekat, ketika di agro Pango-pango kami dapat melihat patung tersebut dari jauh.
Dari agro Pango-pango, kami bisa melihat patung tersebut dengan jelas. Akan tetapi berbeda ketika melihat dari dekat, dimana patung terlihat tinggi dan besar. Dari agro Pango-pango, kami melihat patung Yesus Memberkati tak ubahnya seperti sebatang lilin putih yang kecil.

Patung Yesus Memberkati Dilihat dari Agro Pango-pango (Foto: koleksi pribadi)
Patung Yesus Memberkati Dilihat dari Agro Pango-pango (Foto: koleksi pribadi)
Di puncak agro Pango-pango, bentang alam luas indah dan penuh pesona. Saya merasa begitu kecil. Seketika itu juga saya hanyut dalam sebuah permenungan bahwasanya kita harus selalu rendah hati. Betapa sia-sianya sebuah sikap tinggi hati dan besar kepala karena sesungguhnya kita adalah manusia yang penuh dosa dan kelemahan.

Semilir angin di agro Pango-pango menghantarkan saya untuk merefleksikan kehidupan. Karena itulah perjalanan ke Tana Toraja kali itu selalu saya ingat dan membekas di hati. Tuhan telah hadir dan menyapa saya.

Travelling bukan saja sebuah perjalanan fisik tatkala manusia berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Namun juga perjalanan hati. Melalui keindahan alam kita bisa menemukan wajah Tuhan yang agung.

Salam hangat,

Cikarang, 22 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun