Jangan gara-gara gengsi, anda kehilangan mimpi. ~Merry Riana~
"Sayang kalau bolos, sekolahnya mahal!" begitu jawab seorang ibu muda yang masih ada hubungan kerabat dengan nada sedikit pamer. Ketika itu saya bertanya mengapa anaknya tidak ikut serta. Padahal waktu itu momen yang penting dan seharusnya anaknya ikut. Tapi saya tetap berpikir positif.
Namun, di lain waktu ibu muda itu kembali "pamer". Kali itu memamerkan kemampuan bahasa Inggris anaknya yang sekolahnya mahal itu. Anaknya dengan centil mengajak si Sulung ngobrol dengan bahasa Inggris. Saya pun tak ambil pusing.
Nah, suatu kali saya diberi kabar kalau ibu muda ini mengambil kredit mobil dengan uang muka dari orangtuanya. Mobil ini untuk antar-jemput sekolah anaknya. Belum lagi berita ini-itu yang intinya masih minta bantuan orangtua. Bukan hak saya berkomentar. Sudahlah.
Hanya saja, saya jadi berpikir mengapa memilih sekolah anak hanya karena gengsi? Apakah menyekolahkan anak di sekolah mahal ini jadi tren? Untuk mencari eksistensi? Untuk validitas bahwa dia orang kaya? Bukankah dengan begitu malah menyiksa diri dan mengaburkan tujuan pendidikan anak? Hmmm...
Pengalaman saya saat mencari sekolah untuk si Sulung kira-kira delapan tahun lalu sepertinya biasa saja. Mungkin karena saya bukan tipe yang njelimet dan saya punya prinsip sendiri. Memang ada kebingungan juga karena waktu itu kami belum lama pindah di Cikarang.
Fokus pada anak
Jika kita memilih sekolah hanya karena mahalnya dan untuk gengsi semata, bukankah kita sendiri yang rugi? Sebaiknya, orangtua kembali ke tujuan awal pendidikan anak ini untuk apa. Tentunya kita ingin anak yang bertumbuh dan berproses menjadi anak yang cerdas dan berkarakter.
Akan lebih tepat jika kita fokus pada anak, bagaimana kemampuannya, nyaman tidak dengan sekolahnya, terlalu jauh-tidak dari rumah. Toh nantinya bukan kita yang bersekolah, tapi anak kita.
Pengalaman saya saat memilih sekolah untuk si Sulung sangat sederhana. Waktu itu iseng lihat baliho acara open house suatu sekolah. Iseng karena open house ini diadakan setahun sebelum si Sulung masuk sekolah. Waktu itu datang bertiga. Setelah presentasi dari sekolah, si Sulung langsung bilang, "I want this school, Mama".