Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendampingi Sekolah Online, Pencapaian Receh tapi Berharga

31 Desember 2020   06:00 Diperbarui: 31 Desember 2020   06:36 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir tahun adalah saat yang tepat untuk mengulas pencapaian selama setahun karena di awal tahun tentu kita sudah punya daftar resolusi. Sebagai ibu rumah tangga, resolusi tahun baru bukan hanya ingin kurus saja kok (Hahaha). Tentu ada daftar panjang resolusi yang telah saya buat.

Namun, saya tak akan membahas semuanya. Saya akan membahas yang receh dan menyenangkan. Pencapaian receh itu jika penting akan menjadi sangat berharga dan tak ternilai. Bahkan bisa menjadi semacam kejutan di tengah pandemi yang membosankan.

Laptop dan Sekolah Online

Awal tahun pelajaran 2020/2021 lalu telah sukses membuat perut saya mulas memikirkan hari pertama sekolah. Sekolah di masa pandemi berarti home-based learning alias pembelajaran jarak jauh yang notabene menggunakan gawai (handphone atau laptop). 

Nah, disinilah masalah bermula karena saya sudah lama sekali tak menyentuh laptop. Ada rasa cemas yang menghantui. Belum lagi sekolah mulai menggunakan Teams dan bukan skype lagi.

Untuk si Sulung, saya tak perlu cemas karena dia lebih "canggih" dari saya. Untuk si Bungsu yang mau tak mau harus saya urus sendiri. Bayangkan, saya harus mendampingi anak 3.5 tahun yang baru pertama mengenal sekolah dan online! Jika sekolah biasa, paling hanya drama tidak mau ditinggal, sekolah online ini justru dramanya lebih banyak.

Sementara itu, si Bungsu tipe anak yang aktif dan tak bisa diam. Saya berpikir keras, bisa-tidak anak ini sekolah model begini. Eh, masih ditambah mamanya yang bisa dibilang gaptek karena sudah lama tak menggunakan laptop. Rasanya jadi campur-aduk.

Sempat saya ingin menyerah dan membiarkan dia tak sekolah dulu. Keraguan menggelayut di benak. Tapi saya sudah membayar uang masuk sekolah dan SPP di tahun sebelumnya. Siapapun tak akan menyangka tahun ini ada pandemi, bukan?

Ketika melihat suami tenang-tenang saja, saya jadi tambah bingung. "Sudah, dicoba dulu! Bungsu sudah saatnya sekolah dan sosialisasi, " katanya. 

Suami pun membeli laptop baru untuk sekolah si Bungsu. Saya mulai semangat. "Ah, ya sudah... mungkin worried mom ini harus belajar juga!" begitu pikir saya. The show must go on...! 


Ternyata Biasa Saja

Hari pertama sekolah, masalah teknis dan koneksi wifi lancar. Ternyata Teams mudah digunakan dan tidak rumit seperti bayangan saya. Satu masalah teratasi.

Saya hanya masih deg-degan dengan respon si Bungsu. Jangan-jangan malah kabur! Dan benar saja, ketika konferens online dengan gurunya, dia kabur tapi untuk mengambil mainan dan kemudian kembali. Dia senang dan sangat excited sekolah! Sungguh, ini sebuah kejutan buat saya.

Saya sampai menyempatkan mengabadikan momen ini lewat foto dan video. (klik disini)

Pencapaian yang terlihat receh ini, justru bagi saya berharga. Disini saya merasakan kebaikan dan kemurahan Tuhan di masa yang tidak mudah ini. Saya dimampukan mendampingi anak sekolah online dan percaya diri lagi menggunakan gawai.

Saya sungguh bersyukur melihat si Bungsu selalu semangat sekolah dan tidak pernah absen satu hari pun selama satu semester. Begitu juga untuk guru yang sangat sabar dan baik. Rasanya luar biasa! Saya jadi tertular energi baik dan semangat untuk mendampingi sekolah online si Bungsu.

Receh tapi penting dan berharga!

Setelah terpaksa menyentuh laptop lagi, di akhir tahun ini saya diingatkan dengan keinginan saya untuk kembali bermain saham.

Jauh sebelum pandemi ini, saya berjanji kepada suami untuk menekuni lagi bisnis investasi saham kalau si Bungsu sudah sekolah. Bolak-balik suami mengingatkan untuk segera memulai dan belajar saham lagi.

Mungkin sudah lama juga tidak menyentuh saham, jadi saya juga malas. Tiap kali suami tunjukkin laptopnya, saya cuma tertawa. "Nanti, " selalu begitu jawaban saya.

Menyadari bahwa pandemi ini tak jelas kapan ujunhnya, rasanya tak perlu menunggu si Bungsu sekolah tatap muka untuk memulai. Tahun depan saya akan melangkah untuk mencoba kembali investasi saham.

Semoga saja tahun depan saya bisa memulainya lagi. Selamat menyambut tahun baru untuk semuanya! Tetap sehat dan semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun