Dari bu Ndar, bu Yem tahu bahwa pak Tato dulu pernah aktif di pengurus RT cluster sebelah. Malah konon sebelum tinggal disitu, rumahnya di cluster belakang yang lebih kecil 3-5 kalinya.
Sejak diangkat jadi stafsus menteri, hidup semua berubah. Bahkan sudah jarang tinggal di rumahnya. Mungkin tinggal di rumah dinas atau sudah beli rumah lagi di Jakarta.
Sedangkan info dari teman bu Tarni, istri pak Tato ikut berubah menjadi sombong sejak suaminya menjadi stafsus. Tak semua orang disapa. Hanya yang menurutnya "sekelas" saja yang diajak berteman.
Bu Yem adalah tipikal ibu-ibu EGP : emang gue pikirin ! Karenanya info-info yang diterima ya sekedar diterima. Tak mau pusing urusan orang.
Namun, yang namanya kasus OTT korupsi oleh lembaga anti rasuah selalu menarik. Dan tentu menjadi masalah publik. Tak disangka, salah satu pelakunya justru ada di sekitarnya. Mungkin karena ini bu Yem ikut tergelitik.
*****
Dua hari berikutnya, bu Yem bersantai di depan rumah sambil membuka handphone. Tiba-tiba matanya membelalak.
"Lhadalah... beneran ternyata pak Tato! Sekarang sudah menyerahkan diri ke lembaga negara anti rasuah itu, "
Sementara itu, bu Tarni sedang menonton TV bersama mertuanya.
"Oalah... itu bu, stafsus pak menteri menyerahkan diri. Duh, wong bagus sudah pakai rompi orens, " kata bu Tarni kepada mertuanya.
Sedangkan, bu Ndar kali ini lebih kalem. Tayangan live streaming TV sedang heboh membahas nama stafsus Tato Anugerah Sejati.