"Iya. Mungkin bu Ndar tahu. Telpon gih bu Yem kan lebih akrab! hehehe, "
Bu Yem memutuskan untuk menelpon bu Ndar siang itu. Telpon terniat dan terkepo. Setelah jam makan siang, mereka berdua bercakap di WA call. Bak investigasi kasus, bu Ndar punya banyak fakta baru.
"Sudah lama kok pak Tato jarang pulang kesini. Itu loh sejak jadi stafsus pak menteri, "
"Oh... turut prihatin ya, Bu?"
"Iya, ya nggak tahu juga. Banyak tetangganya yang teman saya, sejak jadi stafsus itu sibuk. Mobilnya juga ganti jeep mewah. Katanya malah habis beli alat fitnes sama peralatan salon di rumahnya. Jadi rumahnya kayak artis gitu sekarang, "
"Wow... lha kok pada tahu bu? Apa pada ngintip? Hahaha " bu Yem yang baru dua tahun tinggal di kompleks bertanya dengan polos.
"Ya nggak tahu bu, dengar-dengar juga orang pinter, lulusan SMA elite gitu..."Penjelasan buu Ndar makin melebar.
"Oh, sayang bener ya? Muda, ganteng, istri cantik tapi buron! "
"Ya begitulah bu Yem, anak sekarang mau instan. Masih muda jadi stafsus menteri itu harusnya amanah ya? Jalan masih panjang. Ini baru berapa bulan, kok sudah korupsi dan terima suap! Ckckck..."
"Iya bu Ndar. Tunggu berita selanjutnya saja ya kita, " tutup bu Yem dalam pembicaraan.
Bu Ndar memang jempolan. Temannya banyak, jadi info juga banyak. Sedangkan, Bu Yem adalah pendengar sejati bu Ndar.