Kota Kenangan, Oktober 2010
Mendung menggelayuti langit malam, kubuka pintu garasi kos. Kuparkirkan motorku di belakang mobil merah Bapak kos. Setelah itu, aku segera naik melewati tangga belakang. Lelah mulai menderaku. Kerja shift malam memang melelahkan.
Sampai diatas, kulihat hanya kamarku saja yang gelap. Kelima kamar di kanan-kiriku menyala. Suara televisi terdengar samar. Hmmm, rupanya semua penghuni kos ini masih terjaga.
Lelah dan mata yang sangat mengantuk menyeretku untuk segera merebahkan diri ke kasur. Kukunci pintu kamarku. Aku pun langsung tepar memeluk guling.
"PRANGGGGG....." suara itu mengagetkanku. Jam menunjukkan angka tiga ketika aku terbangun. Suara itu berasal dari nyaring sebuah sendok yang jatuh ke lantai.
Ah, sepertinya bukan jatuh tapi dijatuhkan oleh seseorang dengan keras. Tapi oleh siapa? Bukankah aku sendirian di kamar ini? Aku mulai gugup. Mataku berusaha menatap sendok merk Doll itu dalam keremangan kamar.
Aneh. Sangat aneh. Sendok selalu kuletakkan di tengah meja. Kalau toh agak ke pinggir, kenapa jatuhnya harus nunggu pagi buta? Tak masuk logika!
Jantungku berdebar. Kuamati sekeliling kamar mungil ini. Tak ada siapa-siapa. Kubuka gordin jendela untuk mengintip suasana luar kamar. Pun tak ada siapapun. Sunyi
Setelah itu, aku tak bisa kembali tidur. Kunyalakan lampu dan aku menonton televisi untuk mengusir rasa takut dan penasaranku. "Everything is gonna be okey, " hiburku dalam hati.
***
Kota Kenangan, November 2010