Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat. Tapi untuk apa ketika sebuah hubungan hanya fatamorgana? Ketika rasa rindu bertalu-talu namun tak bisa bertemu? Pun ketika cinta tak pernah terungkap lewat kata-kata.
Sudah lima tahun perempuan itu setia dalam kesabarannya. Long distance relationship! Tak semua orang bisa menjalaninya, tapi perempuan itu memilih untuk tetap setia.
Diambilnya buku harian berwarna hijau muda. Dituliskan semua rasa di hatinya. Paragraf terakhir adalah inti dari keseluruhan struktur rasa dihatinya.
"Jika harus berakhir, semoga tak meninggalkan kepahitan abadi... Aku masih berharap ada jawaban dan kepastian... "
Usai menulis kalimat itu, perempuan itu pergi ke taman depan kost. Dia langsung menuju ke deretan bunga kemuning. Didekatkannya hidungnya ke bunga putih kecil itu. Perlahan dia menghirup wangi bunga itu. Sejenak dia lupa dengan segala perkara di hatinya.
Setelah itu dibelai-belainya bunga mungil itu. Perempuan itu terhanyut dalam lamunan panjang. Matanya nanar menatap bunga kesayangan ibu kostnya.
"Peekabooo....." suara laki-laki membuyarkan lamunan perempuan itu. Dia terkejut bukan main.
"Haahh??? " mata perempuan itu terbelalak melihat laki-laki yang mengagetkannya.
"Kamuuu... hmmm... hampir copot jantungku tadi..." katanya sambil mengatur nafasnya.
"Iya.. aku datang, Martha! Tutuplah matamu. Aku ingin memberikan sesuatu, " pinta sang lelaki.Â
Perempuan itu menurut. Ditutupnya kedua mata indahnya, sementara sang lelaki mengambil sepucuk surat bersampul merah dari tasnya.