"Xixixixi...." Na tertawa mengikik. Tak semua tawa dilepasnya mendengar perkataan suaminya yang menurutnya lucu.
"Ntar deh, Mas... aku jelasin di rumah. Malu ah disini..." jawab Na.
Setelah menyelesaikan bill, mereka melangkah keluar bergandengan tangan. Kali ini dunia milik mereka berdua. Yup, ketika kedua anaknya sedang jauh.
***
"Kamu tahu nggak, dulu aku punya teman kerja namanya mbak Ruli? " tanya Na kepada Nano yang ada disebelahnya.
Mereka masih menonton film di netflix begitu sampai rumah. Besok hari Sabtu, tak ada salahnya tidur lebih malam. Apalagi tidak ada anak-anak.
"Lupa. Kenapa memangnya?" sahut No.
"Oh... " Na mengambil remote. "Ya itu dia orangnya cemburuan sama suami. Aku nggak tahu apakah suaminya itu memang patut dicemburui alias mencurigakan. Atau memang mbak Ruli ini yang lebay"
"Terus..." sahut Nano tak sabar mendengar lanjutan cerita Na.
"Ya kulihat hidup mbak Ruli itu jadi nggak tenang. Tegang malah. Hidup jadi nggak santai... aku lihatnya miris... " Na membetulkan letak bantal kursinya.
"Tahu nggak mbak Ruli itu sering buntuti suaminya kalau suaminya pergi kerja. Dibuntutin dari belakang gitu pakai mobilnya. Entah ya, menurutku kok niat banget!"