Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tiga Alasan Mengapa Saya Memilih Buah Lokal

9 April 2019   08:30 Diperbarui: 9 April 2019   08:36 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah tinggal di negara orang membuat saya lebih cermat dalam hal memilih buah. Ceritanya, dulu saya pernah tinggal di Lagos, Nigeria. Disana mau tidak mau saya harus beradaptasi. Pun dalam hal makanan, termasuk sayuran dan buah-buahan.

Saya membeli sayur dan buah dari tukang sayur, pasar tradisional sampai supermarket. Pada waktu itu saya adalah "newly wed" yang tidak mahir memasak dan nol pengetahuan tentang bahan makanan. Karenanya, ketika berbelanja saya malah seperti orang yang "survey" pasar hahaha... Saya melihat-lihat ada sayur apa, buah apa, dan bahan lain yang ada seperti apa.

Dari hasil "survey" itu, saya menemukan pelajaran berharga bagaimana berhemat yang cermat. Contohnya ketika menemukan jeruk sejenis orange sunkist. Bayangkan, disana jeruk jenis orange sunkist ini murah dan banyak sekali. Rasanya manis segar. Buah ini dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional.

Bandingkan dengan di Indonesia, jeruk jenis tersebut mahal dan harus beli di supermarket besar. Dari situ saya belajar untuk lebih mencari dan mencoba buah lokal saja. Lebih baik memanfaatkan apa yang ada daripada memaksa mencari yang tidak ada.

Saya menemukan beberapa buah lokal yang akhirnya jadi favorit saya. Ada pepaya, nanas, plaintain (sejenis pisang). Pepaya dan nanas disana berukuran lebih besar. Untuk nanas, bisa dikatakan dua sampai tiga kali ukuran nanas lokal Indonesia. Rasa nanasnya manis.

Buah pepaya disana juga tak kalah merah dan manis. Sedangkan untuk plaintain, sepertinya pisang tanduk sepanjang lengan orang dewasa hanya ditemukan di Afrika. Harga pisang tanduk di Indonesia pun lebih mahal dibanding pisang jenis lain. Di sana plaintain berlimpah dengan harga yang terjangkau.

Buat saya, hidup simpel saja ya. Tidak perlu susah-susah mencari yang tidak ada apalagi mahal. Kecuali untuk ibu hamil yang sedang nyidam, boleh lah jika memang ingin buah yang susah dan mahal hehehe

Kebiasaan menyukai buah lokal terbawa sampai saya kembali pulang ke negara tercinta. Gempuran buah impor ke Indonesia tak menggoyahkan prinsip saya karena beberapa alasan berikut :

1. Lebih Segar dan Mudah Didapat
Bagaimanapun buah lokal akan lebih segar dibanding buah impor, apalagi jika buah didatangkan dari negara lain yang bisa memakan waktu berbulan-bulan semenjak dipetik.

Kelebihan lain adalah buah lokal mudah didapat. Tak harus beli di supermarket, tapi di pasar-pasar, warung sayur, atau bahkan dari penjual yang ada di pinggir jalan menjajakan buah-buahan ini.

Selain itu tak perlu kuatir akan pasokan, tiap kali ke warung sayur saya selalu menemukan pepaya, pisang, manggis, duku, mangga, dan lain-lain. Semua tergantung musim. Indonesia kaya akan aneka ragam buah, bukankah sudah seharusnya buah lokal menjadi primadona?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun