Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menggali Jejak Sejarah Benteng Somba Opu

23 Februari 2018   22:40 Diperbarui: 24 Februari 2018   10:29 6549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ragam hias yang menyerupai dakon (Dokumen Pribadi)

Secara arkeologis, bentuk benteng memang belum diketahui, karena sebagian dindingnya belum teridentifikasi. Terutama dinding sebelah utara. Berbagai ekskavasi telah dilakukan guna mengungkap keberadaan dinding tersebut. Meskipun bentuknya belum diketahui secara pasti, namun ada informasi penting yang dapat dilacak berdasarkan hasil studi Francois Valentijn dan disempurnakan oleh Bleu dalam sebuah peta berangka tahun 1638. Dari peta tersebut diketahui bahwa BSO berbentuk segi empat panjang.

Didalamnya terdapat istana raja, rumah para bangsawan, pembesar, dan pegawai-pegawai kerajaan yang dikelilingi oleh tembok, dibelah dua oleh sumbu jalan utama yang membujur utara-selatan. Di sebelah utara menempel pada dinding luar, terdapat pasar. Jalan utama tersebut berpotongan tegak lurus di bagian tengah kompleks dengan sebuah jalan lainnya yang melintang dalam arah timur-barat.

Mesjid terletak di ujung selatan jalan utama, melintang barat-timur berorientasi ke arah barat. Tempat bermukim raja terdapat di bagian barat-selatan berdekatan dan sejajar dengan dinding benteng sebelah barat. Tiap bangunan mempunyai halaman masing-masing yang dikelilingi oleh pagar kecil. Di luar benteng tinggal para prajurit dan keluarganya, tukang-tukang, saudagar, dan para pendatang dari berbagai suku bangsa.

Di bagian utata benteng terdapat bangunan perwakilan dagang bangsa Portugis, kemudian Belanda yang membuka kantor dagang tahun 1607, Inggris tahun 1603, Spanyol tahun 1615, sementara Cina dan Denmark tahun 1618. Sebelah timur benteng terdapat kampung Mangalekanna yang dihuni oleh orang-orang Melayu, sedangkan pedagang Bugis-Makassar menempati daerah-daerah di sekitar benteng, dan para petani yang mengerjakan sawah milik kerajaan menempati kampung Bontoala.

Potensi Tinggalan Arkeologis

Luas BSO berdasarkan hasil pemetaan Suaka PSP Sulsera tahun 1986 adalah 113.590 m2 dengan posisi geografis berada pada S 051136 dan E 119 24 10. BSO terletak di desa Sapria, kecamatan Somba Opu, Gowa. Struktur pembentuk bangunan adalah bata dari berbagai ukuran batu padas. Dan pada bagian-bagian tertentu terdapat tanah isian yang tidak teratur. 

Ketebalan dinding bervariasi antara 200-300 cm pada sisi timur dan selatan, sedangkan pada sisi barat berukuran 300-400 cm. Pada sebelah barat laut terdapat bekas istana Maccini Sombala dengan dinding yang sangat tebal. Dari tempat inilah, raja memantau para pedagang, lalu-lintas kapal, arus bongkar muat barang, dan penarikan bes masuk pelabuhan.

Setelah membaca informasi tentang BSO, saya berjalan ke arah rumah besar dan kemudian naik ke benteng. Terik panas matahari sangat menyengat. Sampai di atas benteng, baru terlihat ternyata benteng ini lebar sekali. Saya jadi membayangkan benteng aslinya yang konon tingginya 7-8 meter dan lebar sekitar 3-4 meter. Betapa kokohnya BSO pada saat jaman kejayaan kerajaan Gowa.

Berpose di atas BSO (Dokumen Pribadi)
Berpose di atas BSO (Dokumen Pribadi)
Di ujung benteng terdapat rumah besar yang rusak. Di dalamnya terdapat bangunan lagi. Tak ada yang tahu apa yang ada didalamnya. Dugaan saya, tempat itu untuk sembahyang atau ziarah. Pada saat itu, ada pasangan muda-mudi yang sudah lama duduk disitu. Namun ketika saya tanya mereka juga tidak tahu apa-apa.

Pojok benteng (Dokumen Pribadi)
Pojok benteng (Dokumen Pribadi)
Pemandangan di sebelah selatan benteng. Di balik tanggul tersebut adalah sungai Jeneberang (Dokumen Pribadi)
Pemandangan di sebelah selatan benteng. Di balik tanggul tersebut adalah sungai Jeneberang (Dokumen Pribadi)
Peta Benteng Somba Opu

Informasi lebih jelas lagi, bisa kita dapatkan ketika berkunjung ke museum Karaeng Pattingalloang di komplek ini. Di museum ini terdapat peta gambaran BSO yang diletakkan di langit-langit museum. Kita bisa melihatnya dengan bantuan cermin yang ada disana. Peta ini menggambarkan BSO secara utuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun