Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Indonesia Rasa Eropa di Kediri

13 Januari 2018   21:09 Diperbarui: 14 Januari 2018   13:22 5260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lorong bawah tanah menuju monumen SLG (Dok. Pribadi)

Akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk berlibur. Tujuannya adalah supaya punya energi dan semangat baru di awal tahun seperti sekarang ini. Liburan akhir tahun kemarin, saya mengajak keluarga kecil saya menjelajah Kediri, Jawa Timur. Banyak yang heran dengan tujuan liburan ini, karena saya bukan berasal dari sana dan tidak punya keluarga yang tinggal disana.

Sebenarnya tujuan utama saya adalah berziarah ke gua Maria Lourdes Puhsarang. Tapi setelah saya pikir, sepertinya seru juga menjelajah suatu tempat yang kita tidak tahu sebelumnya. Buat saya, yang penting ada hotel yang memadai dan nyaman untuk keluarga. 

Dan setelah berkeliling, saya menyukai kota ini. Menjelajah berbagai tempat, meskipun tak ada yang heboh tapi ada beberapa tempat yang unik dan sayang dilewatkan kalau kesini. Liburan di Indonesia tapi rasa "Eropa". Berikut daftar tempatnya:

1. Monumen Simpang Lima Gumul

Dari namanya, saya sempat berpikir tempat ini hanya bundaran biasa seperti simpang lima di Semarang. Ternyata Simpang Lima Gumul (SLG) ini adalah "Arc de Triomphe"-nya Kediri. Jika di Paris, Arc de Triomphe tingginya mencapai 50 meter, SLG hanya separuhnya yaitu 25 m. Namun, tidak mengurangi kegagahan monumen ini. 

Monumen Simpang Lima Gumul, Kediri. Dokumentasi pribadi
Monumen Simpang Lima Gumul, Kediri. Dokumentasi pribadi
SLG bisa diakses melalui 3 pintu bawah tanah. Ketika memasuki lorongnya, kita akan melihat foto-foto tempat wisata dan budaya-budaya yang ada di Kediri. 

Lorong bawah tanah menuju monumen SLG (Dok. Pribadi)
Lorong bawah tanah menuju monumen SLG (Dok. Pribadi)
Di tiap sudut SLG diletakkan patung Ganesha. Di sisi-sisi bangunan SLG terdapat relief yang menggambarkan perjuangan, seni, dan budaya Kediri.

Relief yang ada di monumen SLG (Dok. Pribadi)
Relief yang ada di monumen SLG (Dok. Pribadi)
SLG merupakan tempat favorit di Kediri. Tempat ini bersih dan bebas sampah.  Taman pun tertata dan terawat rapi. Bahkan, pemerintah setempat memasang pagar pelindung dari bambu untuk menghindari taman terinjak dan rusak saat perayaan malam tahun baru 2018 kemarin.

Berkunjung kesana, jika sedang hari libur akan sangat padat dan ramai. Beberapa pengunjung asyik berfoto atau sekedar duduk-duduk. Ada toko sovenir dan Tourist Information Center disini.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
 Yang saya lewatkan di sini adalah naik hingga ke lantai 6. Ada lift yang akan membawa kita keatas. Karena sendirian, saya kurang berani untuk ikut naik lift ke atas hihihi... Tapi saya sudah puas sih, bisa berpose seolah sedang di kota Paris hehe

Rasanya kayak di Paris... (Dok. Pribadi)
Rasanya kayak di Paris... (Dok. Pribadi)
2. Gua Maria Lourdes Puhsarang

Tempat ini merupakan tujuan utama saya dan keluarga. Ternyata sangat mudah untuk menemukan tempat ziarah orang Katolik ini. Biasanya, orang lebih mengenal sebagai gereja tua Puhsarang saja.

Gua Maria ini memang berada di kompleks gereja Puhsarang. Sebelum ke gua, sempatkan untuk melihat gereja tua ini. Bentuk bangunannya tak akan ditemukan di tempat lain. Pintu masuk dan sekeliling gereja merupakan benteng dari batu. Tidak seperti rumah, atap gereja ini berupa genteng yang dikait satu sama lain. Lonceng gereja pun masih berfungsi dan dibunyikan. Sedangkan, altar gerejanya mengingatkan saya pada warna dan pahatan singgasana kerajaan Majapahit seperti di film-film. Keren!

Gereja Kuno Puh Sarang (Dok. Pribadi)
Gereja Kuno Puh Sarang (Dok. Pribadi)
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Goa Maria di sini menjadi istimewa karena merupakan replika dari goa Maria Lourdes yang ada di Paris, Perancis. Awalnya, goa Maria ini kecil dan terletak persis di samping gereja Puhsarang. Di goa ini terdapat relief menggunakan tulisan dan bahasa Jawa dengan ejaan Belanda: "Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mangestono kawoela ingkang ngungsi ing Panjenengan Dalem"

Gua Maria yang lama. Terdapat relief tulisan dan bahasa Jawa dengan ejaan Belanda (Dok. Pribadi)
Gua Maria yang lama. Terdapat relief tulisan dan bahasa Jawa dengan ejaan Belanda (Dok. Pribadi)
Tahun 1998 dibuat gua Maria yang lebih besar. Lokasinya tak jauh dari kompleks gereja. Untuk menuju kesana, kita melewati jalan kecil yang terdapat kios-kios di kanan-kirinya. Berbagai sovenir, benda suci, hasil kebun, dan makanan dijajakan disana. 

Dari gereja menuju ke gua Maria (Dok. Pribadi)
Dari gereja menuju ke gua Maria (Dok. Pribadi)
Buat saya, goa Maria Lourdes ini sangat mengagumkan. Patung Bunda Maria yang merupakan replika dari patung Bunda Maria di Lourdes sangat besar dan tinggi (3.5 meter).  Secara keseluruhan gua ini terbesar dari beberapa yang gua Maria yang saya kunjungi. Tinggi gua Maria Lourdes mencapai 18 meter. Air suci sejumlah 12 kran yang menggambarkan jumlah murid Yesus berada gua samping. Tempatnya luas dan leluasa. Untuk berdoa dan mendaraskan doa rosario sungguh khidmat. 

Gua Maria Lourdes Puh Sarang (Dok. Pribadi)
Gua Maria Lourdes Puh Sarang (Dok. Pribadi)
Patung Bunda Maria replika dari patung yang ada di gua Maria Lourdes, Perancis
Patung Bunda Maria replika dari patung yang ada di gua Maria Lourdes, Perancis
3. Blessing Castle

Castle atau kastil tetap menarik untuk anak-anak. Jika ke Kediri, mampirlah ke Blessing Coffee and Ice Cream. Restoran ini mempunyai bangunan seperti kastil Eropa.Terlihat gagah, unik, sekaligus menyolok karena berada di kompleks perumahan Candra Kirana. Saya pun tak menyangka ada kafe unik di dalam perumahan tersebut.

20180113-183356-5a59ed12dcad5b093e03f072.jpg
20180113-183356-5a59ed12dcad5b093e03f072.jpg
Memasuki restoran ini, kita akan dibuat terpesona dengan ruangan restoran yang menggunakan gaya klasik shabby chic. Pokoknya kekinian untuk anak jaman now.  Dengan mengaplikasikan warna pink dan putih serta motif bunga, ruangan restoran menjadi ciamik.

Penggemar Shabby-chic akan meleleh memasuki ruangan ini.. (Dok. Pribadi)
Penggemar Shabby-chic akan meleleh memasuki ruangan ini.. (Dok. Pribadi)
Restoran ini terdiri dari 2 lantai. Di lantai atas, interior lebih dominan warna pastel biru dan kuning. Tersedia juga ruang smoking non-AC di lantai 2. Dengan bagian depan yang terbuka, melihatnya seperti balkon. Saya jadi berkhayal ada Rapunzel yang berdiri disitu dengan rambut panjang tergerai sampai lantai bawah hehe..

Ruangan di lantai 2 (Dok. Pribadi)
Ruangan di lantai 2 (Dok. Pribadi)
Menu di Blessing Castle (Dok. Pribadi)
Menu di Blessing Castle (Dok. Pribadi)
Restoran ini asyik untuk nongkrong. Harga makanannya cukup terjangkau, yaitu sekitar 20ribu-an. Banyak pengunjungnya anak sekolah (SMP dan SMA). Minus dari tempat ini adalah parkir  (terutama untuk mobil) yang terbatas. Karenanya, pilih jam-jam sepi jika akan berkunjung. Tapi secara keseluruhan cukup menghibur. Saya sampai lupa pulang dan melanjutkan perjalanan kembali. Betapa terkejutnya ketika melihat jam, ternyata hampir 3 jam disana!

4. Gereja Merah

Awalnya saya tidak merencanakan ke tempat ini. Saya baru tahu dari baliho daftar tempat wisata yang ada di museum Airlangga. 

Letak gereja ini strategis dan mudah ditemukan. Berseberangan dengan taman Sekartaji. Di depan gereja ini juga, persis terletak bundaran monumen Kediri Syu. Gereja ini merupakan bangunan milik GPIB Jemaat Imannuel Kediri.

Gereja Merah Kediri (Dok. Pribadi)
Gereja Merah Kediri (Dok. Pribadi)
Bangunan gereja peninggalan Belanda ini sudah berumur 113 tahun. Dikenal sebagai gereja merah sejak tahun 1996, karena warna cat diganti dari putih gading menjadi merah. Tujuannya tak lain untuk meminimalkan biaya perawatan gedung. 

Jika kesini, kita akan terkesima dengan bangunan bergaya neo-gothic ini. Bangunannya tidak besar, ramping, namun menjulang tinggi. Koster gereja disini ramah. Kita boleh berfoto dan melihat gerejanya. Di dalam gereja Merah ini tersimpan alkitab kuno peninggalan Belanda terbitan September 1867.  Itu berarti sudah 1.5 abad yang silam. 

Bagi penggemar fotografi, saya yakin gereja Merah ini adalah objek yang menarik untuk dipotret. Dari peraturan gereja yang saya baca, untuk prewedding hanya diperbolehkan bagian luar gedung. 

Berpose di depan Gereja Merah Kediri. Keren ya gerejanya!
Berpose di depan Gereja Merah Kediri. Keren ya gerejanya!
Liburan "Rasa Eropa"?

Travelling memberikan kita pengalaman. Terkadang tidak sama dengan bayangan dan ekspetasi kita. Misalnya, ketika sampai di Puh Sarang, ternyata sampah berserakan di area parkir mobil. Kios pedagang di sebelahnya pun belum tertata. Untuk petugas kebersihan toilet pun tampaknya tidak ada. 

Akan tetapi terlepas dari itu semua, travelling memberi kita banyak pengalaman "rasa". Seperti liburan kali ini, bagi saya serasa di "Eropa" (meski belum pernah kesana hehe.. )! Kapan lagi kita bisa melihat Arc de Triomphe tanpa harus ke Paris? Atau berziarah ke gua Maria Lourdes tanpa harus duduk di pesawat berjam-jam? Belum lagi nongkrong cantik di kastil sampai lupa pulang? Setelah itu melihat bangunan neo-gothic Belanda tanpa harus apply visa? Cukup ke Kediri loh!

~Collect moment, not thing~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun