Menurut saya Ranika itu ikonik banget. Saya suka dengan baju-baju batik yang dia pakai. Terasa sangat pas. Baju-baju batiknya sederhana dan cocok dipakai pegawai kantoran sehari-hari.
      Satu lagi ya! part Mama naik kereta api menuju pekalongan untuk menjenguk makam suaminya itu juga mencuri perhatianku. Matanya menerawang ke arah pemandangan di luar jendela. Sorot matanya mengungkapkan betapa kalut isi kepalanya. Adegan seperti ini selalu mampu menampilkan perasaan kerinduan. Part yang sangat mengena saat di makam suaminya adalah ketika Mama mengucap "Aku kangen ... Aku kangen ..." adegan yang membuat sesak dadaku. Betapa aku juga dalam keadaan sepertinya (curhat).
      Sejujurnya ini juga menggugah perasaan rinduku naik Kereta Api. Aku kangen naik kereta api bersama seorang atau beberapa teman. Bercengkrama di atas kereta api sambil diskusi tipis-tipis itu asyik. Mungkin perlu kucoba naik kereta api sendiri saja. Barangkali aku bisa mendapat isnspirasi (inspirasi apapun). Dari Kertosono ke surabaya atau dari Kertosono ke Tulung agung (jalur kereta api lokal di tempat tinggalku). Berhenti sebentar di stasiun untuk kulineran lalu pulang lagi. Sepertinya perlu kucoba. Aku juga berharap bisa naik kereta api lagi bersama teman-teman. Sedang menunggu momen hal itu bisa terwujud. Aamiin.
       Inti dari novel/film ini adalah memberi gambaran kepada kita semua untuk menyayangi Ibu dan memberinya perhatian selagi kita masih punya kesempatan. Seorang Ibu adalah kunci syurga yang nyata kita miliki (pengen nangis lagi). Baiklah, demikian pengalamanku menonton film 'Bila Esok Ibu Tiada'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H