Singkat cerita...
Seumur hidupnya, Rahwana hanya menyerahkan hati pada satu perempuan, Dewi Setyawati. Ketika pertapa cantik ini meninggal, Rahwana bersumpah untuk menemukan titisannya.
Sekian lama menunggu, rasa cinta di hati Rahwana tidak berkurang sedikitpun. Hingga akhirnya, ia bertemu titisan sang dewi dalam diri Sinta. Sayangnya, perempuan ini telah menjadi milik orang.
Bagi Rahwana, kesempatan untuk memiliki Sinta hanya sekali dan tidak boleh disia-siakan. Sinta pun diculik dan dibawa pulang ke Alengka. Selama tiga tahun disekap di dalam sangkar emas, Sinta diperlakukan bagai seorang ratu oleh Rahwana.
Cinta Rahwana Terbalas.
Rahwana selalu mendatangi Sinta dengan beragam puisi. Suara yang biasanya menggelegar, diubah sehalus mungkin agar yang terkasihnya tidak merasa takut. Langkah khas raksasa yang mengguncang bumi diperhalus agar tidak mengagetkan.
Ia hanya berdiri di depan pintu istana Sinta. Tidak pernah sekali pun melangkah lebih jauh lagi. Ia khawatir, Sinta tidak menghendakinya.
Bayangkan, itu dilakukan Rahwana setiap hari. Ia selalu meminta maaf kepada Sinta karena telah menculiknya. Namun, Sinta selalu menolak kedatangannya dengan kasar.
Melihat junjungannya yang teriris hatinya karena kata-kata kasar, para raksasi yang menjadi pengawal Sinta sampai ikut menangis. Mereka tidak tega melihat rajanya menderita.
Semakin lama, Sinta merasakan ketulusan Rahwana. Mungkin benar, jika apa yang dilakukan dari hati akan sampai ke hati.
Cinta memang bisa mengubah sikap seseorang. Selama Sinta di Alengka, sang Dasamuka berubah menjadi baik dan murah senyum. Suasana kerajaan menjadi penuh kedamaian.