Mohon tunggu...
Suharyanto Mallawa
Suharyanto Mallawa Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpusnas

Belajar Menulis Kepustakawanan dan Perpustakaan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Renungan Diri dan Doa Penguat Ibu

16 Juni 2022   20:48 Diperbarui: 16 Juni 2022   21:00 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                        Doa Ibu penguat diri

Bangun subuh selalu disyukuri

Doa Ibu selalu dinanti

Mohon maaf belum dapat berbagi

Semoga sehat dan selalu diberkahi

Selesai sholat subuh diiringi sang fajar menyingsing, Ibu bermukena putih, tersenyum simpul. Senyun yang penuh kasih, senyum yang penuh ketulusan, dan senyum yang penuh dengan doa-doa kebaikan untuk anak-anaknya

Balutan mukena putih sebagai pertanda kesucian hatinya, tidak ada keinginan apa-apa lagi selain ingin melihat anak-anak dan Cucunya bahagia.

Ibu yang telah membesarkan, mendidik, menjaga, merawat tujuh buah hatinya dengan penuh perjuangan. Tiga buah hati telah meninggalkan Ibu terlebih dahulu, kini tinggal empat buah hati yang masih bersama Ibu.

Ibu yang telah ditinggalkan belahan jantung hatinya, masih tegar walau tidak seperti dulu  lagi.  Doa kami untuk Ibu, semoga selalu dalam lindungan Allah.

Setiap ucap yang kita sampaikan harus dijaga dengan baik, agar tak  melukai hati dan perasaan yang lain. Bila terlanjur terucap segera perbaiki dan akui itu sebagai kekhilafan.

Setiap jejak langkah kaki sesungguhnya selalu dilihat oleh yang lain, maka berjalanlah sesuai arah an tujuannya yang sudah ditentukan, bila ada yang mengatakan langkah kaki kita tidak teratur, dengarkan dan jadikan sebagai penata langkah kaki agar tidak terperosok kedalam lubang.

Melangkahlah dengan tenang, tanpa harus banyak berbicara, belajarlah untuk bekerja di kensunyian, ambillah hikmah dari setiap semua kejadian.

Pertemanan yang sejati

Membaca kisah pertemanan di sore hari ini, membuat diriku seperti terrbangun dari mimpi. Betapa tidak, terkadang kita lupa diri, asik dengan diri kita sendiri, kurang peduli untuk menyayangi teman apalagi mendidik, merangkul dan membina teman.

Tersadar, alangkah indahnya bila kita bisa mencurahkan segala kemampuan kita dan memberikan solusi bagi teman kita yang sedang membutuhkan  pertolongan.

Saling berbagi disaat kita bersama adalah tempat untuk belajar menghargai dan mengingatkan bahwa kita semua tidaklah sempurna  dan tidak abadi dalam kehidupan ini. Suatu saat nanti kita akan terpisah oleh jarak dan waktu, dan ajal yang menjemput kita.

Doa kebaikan buat kita semua, semoga hati ini terjaga untuk selalu tulus dan iklas tanpa halangan untuk membingkai pertemanan.

Tawa dan canda terkadang membuat kita lalai dengan kondisi dan keadaan teman kita, oleh karena saling mengingatkan adalah bagian dari nuansa pertemanan

Doa buat teman semua semoga selalu diberikan kesehatan, kebahagian, dan keberkahan.

 

Belajar dari mendengar

Inovasi tiada henti, Kreativitas tanpa batas dan prestasi perlu di aprsiasi. Itulah slogan sederhana yang harus dipegang. Berbicara tentang inovasi maka tidak terlepas dari kerja tim yang satu visi dan misi. tim yang anggota penuh kreativitas serta dinahkodai oleh seorang pemimpin kapal yang mengarahkan lajunya kapal di lautan yang luas

Ketika kapal berlayar di samudera yang luas, ombak dan gelombang kadang menghantam kapal dengan keras, guncangannya membuat penumpangnya terkadang ada yang mabuk, pusing, dan mual, Namun ada juga penumpang yang tetap teguh, tenang, dan berpegang kuat ditiang kapal.

Sisi lain dikala laut begitu  tenang menjadi bagian cerita tersendiri, memandang lautan yang luas yang tidak bertepi, langit biru yang cerah bak lukisan yang indah yang tiada tandingannya dengan lukisan yang lain, ikan-ikan bercengkrama di laut yang jernih. Tawa, canda, dan gurau dalam kapal merupakan kebahagian yang mengiring pelayaran di tengah lautan.

Terbesit dalan sanubari alangkah indah dan damainya bila selama berlayar selalu dalam lketenangan, namun mustahil juga bila berlayar tanpa terpaan angin lautan, hujan badai, kilatan petir. Senamg dan bahagia, suka dan duka biarlah menjadi catatan kehidupan. Tetaplah berlayar dengan tetap mendekati mata angin, jika terlepas teruslah berusaha untuk mendekat. Berlayarlah dengan berusama dan belajar membuat kenyaman penumpang walaupun tidak mungkin menyenangkan semua penumpang tapi paling tidak lampung kapal tidak bocor dan menjadi karam.

Tetaplah melaju dengan tenang,   yakinlah bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Tetaplah harus banyak mendengar, apapun yang disampaikan. Bila ada kebaikan jadikan sebagai anugerah dari Allah dan kita bukan siapa-siapa. Bila ada suara yang belum baik jadikan sebagai instropeksi diri untuk segera berbenah diri.

Ikhtiar dan doa haruslah menjadi kendali diri. Rangkul dan genggan erat tali kebersamaan. Jadikan semua kekautan yang ada sebagai penyeimbang.kapal hingga tidak mudah terombang-ambing

Jadikan pelayaran ini sebagai suatu perjalanan yang menyenangkan menuju pelabuhan yang penuh keindahan

Bila ada kekurangan dalam mengendalikan kapal, akui itu sebagai suatu hal yang harus cepat diperbaiki, tanpa harus mengelak apalagi menyalahkan yang lain.

Bila ada keberhasilan, itu adalah peran dari kerja tim dan katakan bahwa semua kebaikan dari Allah semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun