Mohon tunggu...
Malisa Ladini
Malisa Ladini Mohon Tunggu... Developer Content di Media Kesehatan, Bisnis, Politik dan Hiburan -

Political Science. Bachelor: Semarang State University. Master: Diponegoro University.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

HarukaEdu: Solusi Indonesia Berpendidikan Tanpa Batas dan Sarana Electronic Diplomacy

3 Juni 2016   22:46 Diperbarui: 19 Juni 2016   05:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini kita tak perlu lagi khawatir bagaimana memperoleh pendidikan tinggi dengan system online dengan pengajar yang berpengalaman pula.

Tapi sebelumnya, kita perlu berkata “Halo wajah pendidikan Indonesia?” Ya, rasa-rasanya memang perlu adanya sapaan bagi wajah pendidikan sekarang ini, hari ini, bulan-bulan ini, tahun-tahun belakangan ini. Sempat santer terdengar, adanya pemberlakuan kurikulum baru yang membuat gempar seluruh jajaran pendidikan di Indonesia. Adanya perubahan kurikulum dengan segala pro dan kontra sepertinya cukup menyita perhatian siapapun yang peduli dengan pendidikan.

Tak hanya yang bersifat materi bahan ajar yang menjadi banyak perdebatan karena adanya perubahan kurikulum, masih juga dihantui oleh kurang layaknya pengajar/guru sebagai profesi yang seharusnya diberikan kepada mereka yang memang ahli di bidangnya. Masih juga berkutat soal kurangnya pelatihan skill maupun pembinaan kurikulum baru kepada guru-guru, khususnya di daerah-daerah yang kurang terjangkau. Diperparah juga dengan banyaknya jeritan guru honorer yang belum memiliki gaji standar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terhimpitnya gaji guru honorer dan terhimpitnya akses bicara, seringkali kita mendapati pemandangan demonstrasi guru honorer untuk meningkatkan upah kerjanya. Ironis, haruskah para orangtua harus menitipkan anaknya kepada guru yang hidupnya sendiri saja kurang layak? Tentu tidak, kita menginginkan bahwa pendidikan menjadi tumpuan kemajuan yang memang serba layak, baik itu dari segi guru, segi materi, segi fasilitas, dan segi-segi lainnya.

Pendidikan harus layak? Ya, bagaikan sebuah paradoks memang. Di satu sisi, memang lah benar, bahwa pendidikan ialah jantung hidup bangsa kita. Dari pendidikan lah, terlahir putra-putri terbaik bangsa yang siap mengharumkan nama baik bangsa Indonesia. Tapi di sisi lain, pendidikan layak tentunya harus sebanding dengan pengeluaran yang dibutuhkan bukan? Mungkinkah rakyat Indonesia mampu membayar pendidikan dengan mahal? Tentu tidak. Mungkinkah bangsa kita sudah memberikan bantuan pendidikan gratis bagi seluruh pelajar Indonesisa? Tentu belum. Namun setidaknya kita tahu, pemerintah telah berupaya memberikan bantuan pendidikan secara gratis bagi SD-SMP negeri, dan bantuan pendidikan gratis hingga SMA, S1, S2, bahkan S3 bagi pelajar/mahasiswa kurang mampu.

Terobosan terbaru dari HarukaEdu muncul sebagai penjawab masalah pendidikan di negeri kita. Sehingga kemunculannya akan membawa dampak perbaikan pemerataan akses pendidikan Indonesia tanpa batas. Karena system berbasis online, menjadikan HarukaEdu menjadi sesuatu yang perlu diperhitungkan dalam dunia pendidikan. Kebutuhan akan pendidikan menjadikan Indonesia terus memperbaiki system pendidikan, termasuk e-learning. Sehingga kemunculan system kuliah S1 dan S2 berbasis online ini, ternyata tidak hanya berdampak bagi dunia pendidikan, tapi secara tidak langsung juga akan membuat reputasi bangsa Indonesia di mata dunia menjadi lebih baik. Sebab dengan basis online, banyak Negara akan memahami bahwa Indonesia kini dapat menjangkau masyarakatnya melalui pendidikan yang layak, cepat, efisien, murah, dan fleksibel melalui bantuan lembaga HarukaEdu.

Nuansa Pendidikan Saat Ini adalah Sebuah Evaluasi

Pemerintah tentu sudah gencar melakukan perbaikan dan upaya untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Tapi masih banyak permasalahan yang timbul. Disamping perubahan kurikulum bagi pelajar di Indonesia yang dinilai menimbulkan banyak pro kontra, masalah krusial pendidikan bangsa ini juga banyak diakibatkan dari banyaknya anak bangsa yang belum mengenyam pendidikan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk yang memiliki jenjang pendidikan SD ke bawah sebanyak 55,3 juta orang atau 46,8 persen, pendidikan SMP sebanyak 21,1 juta orang atau 17,82 persen. Sedangkan penduduk yang bekerja dengan status berpendidikan tinggi hanya sebanyak 12 juta orang yang terdiri atas pendidikan diploma sebesar 3,1 juta orang atau 2,65. Sedangkan penduduk yang sedang mengenyam pendidikan di universitas hanya mencapai 8,8 juta orang atau 7,49 persen. Di lihat dari sata tersebut dapat kita ketahui bahwa masih banyak sekali masyarakat Indonesia yang belum mengenyam pendidikan, bahkan jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan sesuai dengan Wajib Belajar (WAJAR) belum sesuai dengan ekspetasi kita.

Sebenarnya banyak faktor yang melatarbelakangi banyak anak bangsa yang tidak dapat bersekolah, selain karena tidak ada biaya sekolah, tapi juga karena kemalasan yang sudah menjadi rantai yang sulit terputus. Pemerintah Indonesia, pihak swasta, dan pemerintah luar negeri pun banyak menyediakan jembatan berupa beasiswa kepada para anak bangsa untuk mengenyam pendidikan tinggi. Berbagai macam jenis beasiswa, dari beasiswa prestasi hingga beasiswa miskinbanyak disediakan bagi pelajar atau mahasiswa Indonesia.Sengaja kata “miskin” dalam kalimat sebelumnya saya tulis cetak miring. Sebab adanya prasyarat sebagai pelamar atau penerima beasiswa seringkali diiringi dengan embel-embel “kurang mampu”, dan embel-embel ini lah seringkali menjebak paradigma masyarakat.

Masih banyak masyarakat menengah ke bawah yang malu untuk mengakui miskin dan menjadi penerima beasiswa kurang mampu. Fakta ini dibuktikan dengan banyaknya kalimat yang terlontar dari masyarakat sekitar akan keengganan untuk menjadi penerima beasiwa miskin. Kebetulan penulis ialah seorang penerima beasiswa bersyarat utama berprestasi dan miskin. Karena menyandang kata “miskin”, seringkali saya mendapati teman-teman sesama penerima beasiswa tidak bangga atau malu mengakui bahwa dirinya penerima beasiswa karena malu dianggap miskin oleh teman-temannya. Tak hanya itu, sebenarnya masih banyak sekali teman-teman saya yang sebenarnya benar-benar kurang mampu, tapi karena tertutup oleh rasa malu dan gengsi, sehingga membuat mereka enggan memperjuangkan beasiswa.

Fakta selanjutnya juga bertumbuh dari pengalaman adik saya yang notabene juga penerima beasiswa kurang mampu di sekolahnya. Sekolah adik saya terbilang favorit, sehingga image sekolah tersebut diduduki oleh keturunan orang-orang elite atau menengah ke atas. Meskipun jika ditelusuri sebenarnya masih banyak juga yang tidak mampu dan memilih untuk tidak menerima beasiswa karena malu. Ketakutan akan pergaulan teman-teman di sekolahnya karena takut diberikan labeling bahwa siswa penerima beasiswa ialah anak orang miskin tersebut. Ironis pula, fakta yang terdengar dari tetangga-tetangga di kampung saya, yang sungguh sangat enggan masuk ke sekolah favorit seperti adik saya dengan alasan “sekolahnya mahal, malu dapat beasiswa karena dianggap miskin”. Baik orangtua maupun calon siswa pun sama-sama memiliki perasaan malu yang sedemikian rupa. Rasa malu tersebut menutup pintu hati para orangtua untuk memasukkan anaknya ke sekolah yang favorit. Rasa malu tersebut juga menutup pintu hati calon siswa karena takut dianggap miskin oleh teman-teman pergaulannya.

Rasa malu diiringi oleh rasa “gengsi” yang berorientasi pada gaya hidup hedon, membuat banyak kalangan masyarakat menengah ke bawah enggan berpendidikan tinggi, karena tidak mau mengejar beasiswa. Ini lah paradigma masyarakat yang seharusnya dapat diubah. Sebagai seorang anak yang terlahir dari keluarga kurang mampu hendaknya memiliki mental baja untuk bangga dan mengangkat tangannya dan berkata “aku bangga dapat berpendidikan tinggi karena beasiswa”. Mental yang sedemikian rupa ini hendaknya juga diiringi dengan iklim lingkungan yang mendukung. Banyak sekali masyarakat awam juga pergaulan di sekolah bahwa menganggap seorang pelajar atau mahasiswa yang menerima beaiswa ialah pelajar atau mahasiswa miskin yang harus dijauhi.

Ironi wajah pendidikan saat ini juga dihiasi dengan kualitas guru saat ini dan kesejahteraan guru honorer yang digadang-gadang sebagai pekerja yang hidupnya di bawah standar. Termaktub dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, setidaknya ada lima syarat yang harus dimiliki oleh guru dengan kualifikasi akademik, mempunyai kompetensi, mempunyai sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan mempunyai tujuan pendidikan nasional. Salah satu persyaratan spesifik yang tersurat dalam peraturan ini ialah adanya persyaratan pendidikan minimal empat tahun (D-IV atau S-1) untuk para guru. Tapi pada tahun 2012, Kemendikbud menyatakan bahwa kompetensi guru di Indonesia belum sesuai dengan yang diharapkan karena sebanyak 2,92 juta guru atau sekitar 49 persen guru belum berpendidikan S-1.

Demo guru honorer yang terus-menerus kita saksikan di media massa merupakan sebuah bukti kurangnya kesejahteraan guru honorer. Padahal kita tahu, guru sejatinya ialah pembentuk generasi hebat dari bangsa ini. Tapi kesejahteraan guru ternyata tidak dimiliki oleh guru honorer. Sehingga ada banyak kekhawatiran dalam masyarakat awam. Jika gurunya saja tidak sejahtera, lalu bagaiman mereka membentuk generasi-generasi yang sejahtera? Tentu ini menjadi Pekerjaan Rumah semua pihak yang mamangku kepentingan untuk memecahkan solusi ini.

E-learning Sebagai Penjamin Bangsa Indonesia Berpendidikan Tinggi Tanpa Batas dan Pemecah Solusi Electronic Diplomacy

https://harukaedu.com/
https://harukaedu.com/
E-learning merupakan sumbangsih bagi bangsa yang siap berkembang. Peningkatan pendidikan atau keterampilan hidup melalui edukasi online menjadi salah satu tumpuan tumbuhnya generasi penerus bangsa yang siap maju dan berkembang. Pembelajaran berbasis online merupakan sistem edukasi yang canggih yang dapat diakses oleh siapa pun dengan syarat memiliki sambungan internet. Bermodalkan dengan internet, setidaknya kita dapat memberikan kemajuan bangsa di tengah tantangan zaman di era global. Topik edukasi online yang kini mulai meranah di jajaran masyarakat ekonomi siap daya saing global menjadi sebuah petikan semangat untuk maju.

Dalam Buku karangan Suliha, Craven dan Hirnle mengatakan bahwa edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru. E-learning merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan dan kemajuan bangsa di tengah pangsa pasar yang serba internet. Masyarakat modern saat ini tidak dapat dipisahkan dari internet. Ibarat mata uang, internet dan masayarakat modern ialah satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

E-learning merupakan sumbangsih terbaik bagi bangsa dalam pembentukan karakter bangsa yang siap bersaing, intelektual, mandiri, dan canggih untuk menyongsong persaingan global. Kedua persaingan yang telah bersiap menghadap bangsa kita ialah Masyarakat Ekonomi ASEAN dalam jangka waktu dekat dan Bonus Demografi dalam jangka waktu yang lebih jauh. Tantangan zaman ke depan yang sungguh mengerikan jika tidak kita pecahkan bersama, untuk itu edukasi online tampil sebagai fasilitas di dunia modern yang syarat akan nilai praktis. Edukasi online yang tampil di setiap lini masyarakat menjadi motor penggerak dalam mempenagruhi karakter bangsa.

E-learning ternyata berpengaruh juga pada diplomasi Indonesia dengan Negara lain karena membentuk citra Indonesia yang dapat menjangkau pendidikan bangsanya secara lebih merata. Diplomasi merupakan seni berunding atau seni bernegosiasi, yang pada ujungnya akan menghasilkan sebuah perjanjian internasional. Diplomasi bisa bersifat bilateral ataupun multilateral. Diplomasi bilateral adalah diplomasi yang dilakukan dengan negara tertentu saja/antara dua negara, sedangkan diplomasi multilateral adalah diplomasi yang dilakukan dengan banyak negara. Diplomasi mencakup berbagai kegiatan, seperti; menetapkan tujuan yang akan dicapai, mengerahkan semua sumber untuk mencapai tujuan, menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional, menentukan apakah tujuan nasional sejalan dengan kepentingan nasional negara lain, menggunakan sarana yang tersedia dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya.

Terciptanya diplomasi yang sukses dan berdampak baik bagi negeri kita Indonesia, tentunya kita perlu mengetahui bagaimana kondisi Indonesia yang perlu diajukan dalam kemajuannya melalui diplomasi. Diplomasi Indonesia bukan hanya soal mengenai kekurang yang berkaitan dengan tenaga kerja Indonesia yang saat dikirim ke sebuah negara ternyata mendapat perlakuan yang buruk dan tidak mendapatkan haknya dengan baik. Kondisi dalam negeri yang masih belum maju juga menjadi sebuah pemicu reputasi bangsa yang nantinya akan dipertanyakan ketika melakukan diplomasi dengan negara lain.

HarukaEdu dilengkapi dengan berbagai macam kegiatan pembelajaran online, yang saying untuk dilewatkan bagi peminat pendidikan berbasis online, sebagai berikut:

  1. Kelas Online

    HarukaEdu memberikan pelayanan berupa Teknologi atau metode pengajaran baru tersebut adalah sebagai berikut: cloud computing,learning analytics,game-based learning, personalized learning environments, open content, danmobile learning. Penjelasannya sebagai berikut; 1)Komputasi di Awan (Cloud Computing), Fasilitas dan infrastruktur teknologi informasi yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh beberapa pengguna. 2) Analisa Hasil Belajar (Learning Analytics), Penggunaan teknologi informasi untuk memonitor proses dan hasil belajar setiap individu. Peserta dapat mengulang bagian yang belum mereka mengerti hingga paham sepenuhnya. Pengajar dapat mengetahui keefektifan proses dan materi pengajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. 3) Pembelajaran Berbasis Permainan (Game-based Learning), Metode pengajaran yang menerapkan beragam bentuk "permainan" untuk meningkatkan interaksi, retensi, dan motivasi peserta untuk terus belajar dengan giat. Salah satu bentuknya adalah kompetisi untuk mendapatkan poin dari tugas dan kuis dan memberikan penghargaan untuk peserta dengan poin terbanyak. 4) Pembelajaran Personal (Personalized Learning Environments),Tidak semua peserta memiliki kemampuan daya tangkap yang sama. Dengan metode pembelajaran online, jadwal, proses dan kecepatan mengajar dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta.5) Konten Terbuka (Open Content), Materi belajar yang dapat digunakan bersama-sama dalam proses pembelajaran oleh beberapa pengajar. 6) Pembelajaran Mobile (Mobile Learning), Peserta dapat mengikuti kelas mereka di mana saja dan kapan saja, selama mereka memiliki koneksi Internet. Beberapa materi bahkan dapat diakses walaupun tidak ada koneksi internet.

  2. Proses Belajar Kelas Online

    Ada beberapa proses belajar kelas online antara lain: pembelajaran campuran, pembelajaran terekam, pembelajaran langsung, pembelajaran kolaborasi, pembelajaran mandiri dan pembelajaran personal. Adapun penjelasannya sebagai berikut; 1) Pembelajaran Terekam (Asynchronous Learning), Dalam konsep ini, kelas yang diberikan oleh pengajar direkam dalam multimedia dokumen seperti presentasi dan video, sehingga dapat diakses secara fleksibel sesuai jadwal masing-masing. 2) Pembelajaran Langsung (Synchronous Learning), Dalam konsep ini, pengajar melakukan pengajaran secara online dan real-time yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah secara langsung antara pengajar dengan peserta3) Pembelajaran Mandiri (Self-paced Learning, Peserta, dilengkapi dengan LMS yang akan mendukung pembelajaran, dituntut untuk menentukan kecepatan dan jadwal belajar sesuai dengan jadwal mereka masing-masing. 4) Pembelajaran Personal (Personalized Learning), Proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap peserta dengan menggunakan teknologi informasi. Beberapa contohnya adalah waktu dan lokasi belajar yang fleksibel, materi kuliah yang dapat diputar berulang kali, kecepatan berbicara yang dapat disesuaikan, serta analisa hasil belajar dan rekomendasi topik yang harus dipelajari ulang.

  3. Kuliah Online

    HarukaEdu menyediakan teknologi atau metode pengajaran baru tersebut adalah sebagai berikut: cloud computing,learning analytics,game-based learning,personalized learning environments,open content, danmobile learning.Penjelasannya sebagai berikut: 1)Komputasi di Awan (Cloud Computing), Fasilitas dan infrastruktur teknologi informasi yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh beberapa universitas. Dengan begitu, biaya dapat ditanggung bersama untuk mengurangi biaya pendidikan. 2) Analisa Hasil Belajar (Learning Analytics), Penggunaan teknologi informasi untuk memonitor proses dan hasil belajar setiap individu. Siswa dapat mengulang bagian yang belum mereka mengerti hingga paham sepenuhnya. Pendidik dapat mengetahui keefektifan proses dan materi pengajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. 3) Pembelajaran Berbasis Permainan (Game-based Learning, Metode pengajaran yang menerapkan beragam bentuk "permainan" untuk meningkatkan interaksi, retensi, dan motivasi peserta didik untuk terus belajar dengan giat. Salah satu bentuknya adalah kompetisi untuk mendapatkan poin dari tugas dan kuis serta memberikan penghargaan untuk siswa dengan poin terbanyak. 4) Pembelajaran Personal (Personalized Learning Environments), Tidak semua peserta didik memiliki kemampuan daya tangkap yang sama. Dengan metode kuliah online, jadwal, proses dan kecepatan mengajar dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. 5) Konten Terbuka (Open Content), Materi belajar yang dapat digunakan bersama-sama dalam proses pembelajaran oleh beberapa pendidik. Diharapkan, dalam jangan panjang, kualitas materi belajar dapat disetarakan dan mengurangi biaya. 6) Pembelajaran Mobile (Mobile Learning), Peserta didik dapat mengikuti kuliah mereka di mana saja dan kapan saja, selama mereka memiliki koneksi Internet. Beberapa materi kuliah bahkan dapat diakses walaupun tidak ada koneksi internet.

  4. Proses Kuliah Online

    Ada beberapa proses belajar kuliah online/eLearning yang ditawarkan HarukaEdu antara lain: pembelajaran campuran, pembelajaran terekam, pembelajaran langsung, pembelajaran kolaborasi, pembelajaran mandiri dan pembelajaran personal. Penjelasannya yaitu; 1) Pembelajaran Campuran (Hybrid Learning), Proses pembelajaran dibagi atas 75% secara online dan 25% secara tatap muka di kelas, yang terdiri dari pertemuan pertama, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).Pertemuan Pertama bertujuan untuk mempertemukan siswa dengan dosen dan siswa lainnya, sehingga komunikasi dan kerja sama selama masa kuliah dapat dilaksanakan dengan lebih baik. 2) Pembelajaran Terekam (Asynchronous Learning), Dalam konsep ini, kuliah yang diberikan oleh dosen direkam dalam multimedia dokumen seperti presentasi dan video, sehingga dapat diakses secara fleksibel sesuai jadwal masing-masing. 3) Pembelajaran Langsung (Synchronous Learning), Dalam konsep ini, dosen melakukan pengajaran secara online dan real-time yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah secara langsung antara dosen dengan siswanya. 3) Pembelajaran Kolaborasi (Collaborative Learning), Sejak awal masa kuliah, para siswa akan dibagi ke dalam berbagai kelompok dan diharuskan untuk berdiskusi secara teratur serta mengerjakan berbagai macam tugas bersama-sama. Siswa juga akan diberikan insentif untuk memberikan kontribusi positif dan membantu rekannya dalam belajar. 4) Pembelajaran Mandiri (Self-paced Learning), Siswa, dilengkapi dengan LMS yang akan mendukung pembelajaran mereka, dituntut untuk menentukan kecepatan dan jadwal belajar sesuai dengan jadwal mereka masing-masing. Setiap siswa diharapkan memiliki disiplin belajar dan bertanggung jawab atas keberhasilannya menyelesaikan kuliah dengan hasil yang mencukupi. 5) Pembelajaran Personal (Personalized Learning), Proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa dengan menggunakan teknologi informasi. Beberapa contohnya adalah waktu dan lokasi belajar yang fleksibel, materi kuliah yang dapat diputar berulang kali, kecepatan berbicara yang dapat disesuaikan, serta analisa hasil belajar dan rekomendasi topik yang harus dipelajari ulang.

Deposisi Permenungan: HarukaEdu Penjawab Tantangan Pendidikan Bangsa

Upaya pemerintah untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia memang sudah sangat beragam. Baik dari pemberian beasiswa hingga upaya pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada dunia pendidikan. Tapi upaya tersebut juga belum merata ke seluruh rakyat Indoonesia. Tentu memerlukan kesadaran masyarakat dan dukungan dari semua pihak yang ingin memajukan pendidikan bangsa kita. Mari kita dukung keberadaan HarukaEdu sebagai layanan e-learningterpercaya. Sebab HarukaEdu memiliki kelebihan sebagai berikut; 1) Fleksibilitas, Kuliah online/eLearning memungkinkan mahasiswa untuk mengakses materi perkuliahan di mana saja dan kapan saja tanpa terikat jadwal seperti kuliah tatap muka. Hal ini sangat membantu bagi mereka yang berencana untuk melanjutkan pendidikannya sambil bekerja karena jadwal kuliah mereka dapat disesuaikan dengan jadwal kerjanya. 2) Pembelajaran Personal Mahasiswa, dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing. Mereka yang kurang paham dapat mengulangi berulang kali materi yang diberikan sampai mereka benar-benar mengerti. Hal ini tidak dapat dilakukan di kuliah tatap muka karena terbentur dengan waktu belajar. Beberapa fitur lain dari pembelajaran personal adalah waktu belajar yang dapat disesuaikan, kecepatan berbicara dosen yang dapat diatur (diperlambat atau dipercepat), jumlah pertanyaan latihan atau kuis dan materi-materi tambahan yang dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. 3) Daya Serap yang Lebih Baik, Waktu kuliah yang fleksibel memungkinkan siswa untuk dapat belajar pada saat mereka benar-benar siap dan dalam kondisi yang fit, yang pada akhirnya akan menghasilkan daya serap dan prestasi belajar yang lebih baik. 4) Akses ke Pengajar Berkualitas, Dosen-dosen terbaik dan terkemuka, baik dari latar belakang akademis maupun industri, kini dapat mengajar secara online berdasarkan jadwal yang disesuaikan dengan kesibukan mereka. Hal ini juga bermanfaat bagi siswa, terutama yang berdomisili di luar kota besar, untuk mendapat kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan berkualitas dan diajar oleh tenaga pengajar berkualitas. 5) Kualitas Pembelajaran yang Konsisten, Dalam kuliah tatap muka, suatu mata kuliah dapat diajarkan oleh dua atau lebih dosen yang berbeda dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda pula. Hal ini dapat menyebabkan kualitas pembelajaran yang berbeda untuk mata kuliah yang sama. Pada kuliah online/eLearning, proses belajar dan materi kuliah digital dibuat oleh dosen terbaik dan terpilih mengikuti standar kualitas yang diakui di seluruh dunia. Dengan demikian, setiap mahasiswa akan mendapatkan kualitas pembelajaran yang konsisten karena menggunakan materi kuliah yang diberikan berdasarkan proses pembelajaran yang sama. 6) Hasil Belajar yang Terukur, Perkuliahan online/e-Learning didukung oleh berbagai macam teknologi informasi, salah satunya adalah Learning Management System (LMS) yang digunakan untuk berkomunikasi dengan teman sekelas dan dosen. Semua proses pembelajaran yang terjadi pada LMS tercatat dan data yang terkumpul akan dianalisa dan dilaporkan kepada dosen dan mahasiswa yang bersangkutan untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran dan memperbaiki hal-hal yang masih kurang memuaskan. Sebagai contoh, LMS dapat merekomendasikan topik-topik yang harus dipelajari ulang oleh mahasiswa agar ia dapat benar-benar menguasai mata kuliah yang diajarkan. 7) Hemat Waktu serta Biaya Kuliah online/eLearning, tidak mengharuskan mahasiswa menghabiskan waktu di perjalanan dan macet untuk pergi ke kampus/kelas. Bahkan, mahasiswa yang tinggal di luar kota tidak perlu pindah serta mengeluarkan biaya tambahan untuk tempat tinggal dan biaya hidup lainnya. 8) Mengurangi Carbon FootprintDengan dukungan teknologi, berbagai aktivitas perkuliahan dilakukan tanpa perlu membuang-buang kertas, misalnya pendaftaran online, perkuliahan online dan ujian menggunakan perangkat digital. Selain itu, dengan tidak adanya mobilitas ke kampus tentu saja akan mengurangi konsumsi bahan bakar yang pada akhirnya mengurangi polusi dan turut membantu menjaga kelestarian lingkungan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun