Khusyuk sekali ia mendengar dengung
hujan di helmnya, dalam perjalanan
dari warung kopi. Saking khusyuknya,
hampir ditabraknya penjual jamu.
Seorang janda muda di gang suram.
Bahkan ketika sampai di rumah
ia langsung masuk ke kamar mandi.
Menyimak air kran yang berderai
di kepalanya lama sekali. Sehingga
mau dan tidak mau demamnya
meningkat dan bingungnya kambuh
kembali. Tak tahu, sedang berada
di malam Sabtu atau di malam Minggu?
Mau pakai baju pesta atau baju duka?
Handphone dinyalakan dan ia tonton
gadis tik-tok bergoyang pargoy di beranda.
Sementara sunyi kamar kian mengunci.
Apalah arti hiburan bagi jiwa seorang
perantau? Hati yang ditinggal perawatnya
mudik lebaran tak kunjung kembali.
Kepala belum menemu ingatan.
Perut kosong. Kasur kusut. Bantal jatuh.
Ranjang miring. Kursi patah. Meja runtuh.
Cermin pecah. Lemari bergetar. Dari laci
ia cabut kolor antik sudah bertiram.
Tak tahu apa yang harus dilakukan,
maka ia pun berjalan lunglai ke arah
jendela. Menyaksikan penjual jamu masih berpayung hitam di gang suram.
Janda muda yang sedang menyanyi geli
dalam gerimis. "Bukan jamu sembarang jamu
Jamu saya selingkuh efeknya".
Mekko 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H