Mohon tunggu...
Muhammad Malindo
Muhammad Malindo Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Kata

Suka kopi, kata, musik, rindu, dan puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Luka yang Lebih Purba dari Napas Manusia

20 Juni 2024   18:34 Diperbarui: 20 Juni 2024   19:27 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kolibri pergi meninggalkan

gema kicau di jantung hutan

Tumpah temberang dingin badai

Mengendap sampai ke pori-pori

tangkai bunga basella rubra?

Sekawanan iblis 

pura-pura melintas di tepi gerimis

Rapuh di sayap. Patah di hati

Cinta adalah luka yang lebih purba

dari napas manusia

Dua musim bertingkah dalam euforia

berebut cuaca. Bak sepohon daun

kita pun berayun. Bersorai

di ranting waktu. 

Mekko 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun