Mohon tunggu...
Maulana Malik I
Maulana Malik I Mohon Tunggu... Human Resources - Seorang Mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Jakarta. Keseharian saya adalah membaca buku dan bercita-cita untuk masuk dalam tatanan perpolitikan tanah air untuk mengganti sistem yang usang.

Gross Sein Heist Massen Bewegen Konnen Besarlah seseorang yang mampu menggerakan massa! - Adolf Hitler

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Merdeka atau Pura-pura Merdeka

17 Agustus 2020   12:35 Diperbarui: 17 Agustus 2020   12:41 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sudah” jawab para pemodal dan oligarki, “belum sama sekali” jawab petani, nelayan, dan rakyat yang hidupnya selalu tertindas. Beragam perpektif mengenai Indonesia merdeka, apakah kita betul-betul telah merdeka.

Refleksi historis diatas mengingatkan kembali pada optimisme para pendahulu dalam menyusun setiap detail republik. Sangat hati-hati, tidak sembrono, dan tidak serampangan, agar apa yang hendak disusun menjadi satu manifestasi bahwa kemerdekaan Indonesia yang telah diperoleh dengan mati-matian dapat dipertahankan pula secara mati-matian. Lantas bagaimana dengan Negara Indonesia hari ini?

Merdeka Pura-pura

Tidak ada satu hal di dunia ini yang sangat menyakitkan, selain kepura-puraan. Pura-pura ingin menyejahterahkan rakyat padahal ingin menyejahterahkan kolega, pura-pura menghidupi rakyat padahal ingin menghidupi diri sendiri, pura-pura menerima aspirasi padahal nyatanya ingin merepresi. 

Gambaran Indonesia hari ini terpampang pada ketiga kalimat diatas sebagai symbol kemerdekaan bagi segelintir orang yang berkuasa di Indonesia. 

Tidakkah semua sudah cukup untuk selalu berpura-pura? Kekuasaan tidak akan pernah puas akan setiap tindakan yang diambilnya. Setiap apa yang ingin diambil dari rakyat, akan selalu terus kurang, dan akan selamanya terus kurang.

Jika selamanya akan seperti ini, akan banyak penderitaan rakyat Indonesia yang akan semakin menjadi-jadi. Petani tidak memiliki tanah, nelayan dibatasi dalam menangkap ikan, hutan dibakar demi kepentingan koorporasi, menyuarakan aspirasi dianggap menyalahi aturan, mengorgansir pergerakan diintimidasi. 

Jadi, apa yang disebut merdeka? Merdeka secara universal adalah segala hal yang patut dirasakan oleh semua orang dan golongan. Merdeka bukan hanya miliki segelnitir orang, tapi milik semua orang.

Penulis bukannya jatuh pada pesimisme pada negara Indonesia, akan tetapi sekadar mengingatkan bahwa peran serta fungsi negara dalam kemerdekaan haruslah dioptimalisasi demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. MERDEKA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun