Zaman keemasan Kesultanan Mataram Islam tatkala dipimpin oleh Sultan Agung, bahkan
VOC pun segan kepada Mataram. Banyak sekali nama-nama Senopati Mataram yang
terkenal saat itu, diantaranya Tumenggung Wiraguna, Tumenggung Alap-Alap, Tumenggung
Bahurekso, Tumenggung Suratani, Tumenggung Sura Agul-Agul, Tumenggung Singaranu
dan lainnya.
Tumenggung Bahurekso, yang memiliki nama asli Joko Bahu, yang juga merupakan Bupati
Kendal pertama, dimakamkan di Tegal, tepatnya di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan
Lebaksiu, Kabupaten Tegal.
Pasukan Mataram menyerang VOC yang berkedudukan di Batavia sebanyak dua kali,
pertama tahun 1628, serangan kedua tahun 1629. Serangan pertama dipimpin oleh
Tumenggung Bahurekso, serangan kedua dipimpin oleh Tumenggung Singaranu dan
Pangeran Purbaya.
Serangan pertama yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso terjadi pada 27 Agustus 1628.
Nah, pada pertempuran 21 Oktober 1628, Tumenggung Bahurekso terluka kakinya terkena
meriam, lalu ia mundur. Di tempat yang sekarang bernama Desa Lebaksiu Kidul,
Tumenggung Bahurekso dirawat oleh Syekh Magelung Sakti atau Pangeran Trondol. Tidak
ada yang tahu pasti kapan ia meninggal, ketika meninggal dimakamkan di Desa Lebaksiu
Kidul.
Kemudian Tumenggung Bahurekso digantikan oleh Tumenggung Sura Agul-Agul, ia
didampingi oleh dua panglima lapangan, kakak beradik, yakni Kiai Adipati Mandurareja dan
Kiai Adipati Upa Santa. Serangan pertama ini gagal, ketiganya dihukum mati oleh Sultan
Agung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI