Alasan utama mengapa bahan bakar fosil ada di mana-mana: Sangat murah. Bukan sebuah kebetulan kalau bahan bakar fosil itu murah, karena jumlahnya yang melimpah dan mudah dipindahkan.
Kita sudah menciptakan industri besar global untuk menggali, mengolah, dan mengangkut bahan bakar fosil, serta mengembangkan inovasi yang menjaga agar harganya tetap rendah.
Sejarah Tak Berpihak Kepada Kita
Upaya yang tepat untuk mencapai nol melalui transisi energi terbarukan secepat mungkin. Jika melihat berapa lama transisi-transisi terdahulu terjadi, "secepat mungkin" itu lama.
Kita sudah melakukan hal-hal semacam itu dulu, beralih dari satu sumber energi ke sumber energi lain dan itu selalu membutuhkan waktu puluhan tahun.
Bahan bakar fosil belum menjadi separuh konsumsi energi dunia sampai tahun 1890-an. Di China, bahan bakar fosil belum mengambil alih sampai di tahun 1960-an.
Sama halnya dengan minyak, berapa lama yang dibutuhkan hingga minyak menjadi bagian besar pasokan energi kita? Minyak mulai diproduksi skala besar tahun 1860-an. Setengah abad kemudian, minyak baru 10 persen pasokan energi dunia dan perlu 30 tahun lagi untuk mencapai 25 persen.
Gas alam, pada tahun 1900 hanya 1 persen energi dunia. Butuh 70 tahun untuk mencapai 20 persen. Fisi nuklir, naik dari 0 ke 10 persen dalam 27 tahun.
Transisi energi yang cenderung murah dan dibutuhkan banyak orang saja perlu puluhan tahun untuk menjadi sumber energi dunia. Apalagi energi yang belum dianggap penting oleh kebanyakan orang dan harganya yang mahal.
Seiring waktu, kita bakal secara alami mulai menggunakan lebih banyak energi terbarukan, tapi kalau dibiarkan, pertumbuhannya tak akan cukup cepat, tanpa inovasi, tidak akan cukup untuk membawa kita turun sampai nol.
Kita harus mendorong transisi cepat tak alami. Menghadirkan kompleksitas dalam pembuatan kebijakan dan teknologi yang kita belum pernah hadapi.