Hewan laut seperti paus, penyu, lumba-lumba, dan anjing laut kerap mati karena mengira sampah plastik adalah mangsanya.
Sebagian besar dari hewan tersebut mati akibat perut mereka yang dipenuhi sampah plastik, sehingga mati kelaparan. Ada juga yang menderita luka sobek, infeksi, dan luka dalam.
Selain itu, Â kandungan kimia pada plastik memberikan efek buruk kepada ikan laut dan rantai makanan di laut. Kandungan racun pada plastik ternyata mengurangi asupan makanan pada ikan, memperlambat pertumbuhan, kerusakan oksidatif dan perilaku abnormal.
Beberapa ikan yang terkontaminasi mikroplastik memiliki perbedaan pada berat badan dan metabolisme tubuh. Padahal ikan memiliki peran penting dalam ekosistem laut.
Mereka memiliki peranan kunci sebagai penyalur proses sirkulasi material, aliran energi, transmisi informasi, dan kesehatan para ikan berhubungan dengan stabilitas struktur dan fungsi ekosistem laut.
Tidak lupa, ikan merupakan sumber protein bagi manusia, yang berarti zat polutan pada ikan bisa masuk ke dalam tubuh manusia dan berdampak buruk untuk kesehatan.
Efek mikroplastik pada hewan laut
- Menghambat pertumbuhan dan perkembangan
- Menyebabkan efek berancun
- Menyebabkan kerusakan genetik
Jejak Mikroplastik Dalam Tubuh Manusia
Mikroplastik menimbulkan khawatiran yang nyata karena ukurannya yang kecil mudah untuk tertelan organisme laut, yang dimana bisa sampai ke manusia melalui makanan yang terkontaminasi.
Dan ternyata sudah banyak spesies hewan laut yang telah terkontaminasi oleh mikroplastik. Salah satunya adalah spesies kerang-kerangan seperti oyster dan kerang hijau.Â
Menurut i-plastic, setidaknya sekitar 53% oyster dan 85% kerang hijau telah menelan sampah mikroplastik. Ada juga ikan kalam putih dan ikan belanak putih, 75% telah terkontaminasi partikel plastik.
Disusul 85% lobster norwegia dan 86% ikan hake yang ditemukan memiliki kandungan mikroplatik di dalam perutnya.