Sampah Plastik di Laut Kita
Pencemaran lingkungan semakin hari semakin mengkhawatirkan. Entah di darat, udara, hingga lautan semua telah terkontaminasi oleh zat asing yang membawa kerusakan.
71% Bumi kita adalah air dan 96,5% persediaan air di Bumi berada di lautan. Sayangnya, 88% permukaan laut kita sudah tercemar oleh sampah plastik.
Dari tahun 1950-an industri plastik berkembang begitu pesat di penjuru dunia. Harga produksi yang murah dan mudah diaplikasikan menjadi alasan utamanya. Setiap tahun produksi plastik di dunia naik 4 persen.
Setiap tahun juga ada 10 persen atau sekitar 8 s/d 14 ton sampah plastik baru yang terombang-ambing di laut kita. Dan menjadi penyumbang 60 s/d 80% sampah laut.
Yang lebih menyedihkannya lagi, Negara Indonesia di tahun 2019 menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China.
Sumber utama sampah plastik  berasal dari daratan, datang dari aliran sungai di perkotaan, pembuangan limbah yang tidak memadai, kegiatan industri, dan tentunya ulah manusia.
Di bawah paparan sinar UV matahari, angin, dan faktor alam lainnya, sampah plastik berubah menjadi butiran-butiran kecil berukuran kurang dari lima milimeter yang disebut mikroplastik.Â
Mikroplastik sangat berbahaya bagi hewan laut karena ukurannya yang sangat kecil membuatnya mudah untuk tertelan oleh hewan laut.
Dampak Mikroplastik Pada Ekosistem Laut
Yang paling terdampak dari banyaknya sampah plastik di lautan adalah ekosistemnya. Beberapa spesies laut banyak yang mati karena menelan plastik, ada juga yang mati karena terjebak oleh lilitan sampah, hingga mati lemas karena kekurangan oksigen.