Sebelum melakukan penanaman perlu adanya persiapan yang matang agar pohon tumbuh dengan sehat dan kokoh, salah satunya persiapan media tanamnya yaitu tanah. Sangatlah penting untuk mengidentifikasi jenis tanah dan melakukan analisis seperti menentukan komposisi dan kesuburan, kecepatan drainase, jumlah pH, dll.
 3. Penanaman bibit
Setelah melakukan pemilihan bibit yang cocok untuk area yang akan ditaman, selanjutnya adalah tahap penanaman bibit. bibit yang digunakan harus beraneka ragam agar terciptanya keragaman hayati di dalamnya. Apabila sulit untuk menemukan bibit pohon, pohon muda bisa menjadi alternatif untuk menggantikannya.
Pohon ditanam secara acak dengan jarak yang sangat berdekatan satu sama lainnya supaya terciptanya kepadatan yang tinggi. Â pohon yang ditanam biasanya berkisar 20.000 sampai 30.000 bibit per hektarnya.
4. Â Pemberian pupuk dan mulsaÂ
Agar bibit yang ditanam sehat dan tumbuh secara maksimal, perlu dilakukan pemberian pupuk secara teratur. Pupuk yang digunakan harus berupa pupuk organik.Â
Selain pupuk, pemberian mulsa juga perlu dilakukan untuk memberikan kelembaban pada tanah dan menekan pertumbuhan gulma dan jamur. Mulsa yang digunakan seperti sekap padi, jerami, kompos cacing, sabut, dll.
Penutup
Itulah tahapan-tahapan dalam melakukan penanaman kembali menggunakan metode miyawaki. Metode ini bukan hanya digunakan untuk menghijaukan kembali hutan yang rusak.
Tetapi juga bisa diaplikasikan di tempat yang bukan hutan seperti di lahan kosong, pekarangan rumah, ataupun taman kota. Selain karena lebih cepat juga lebih beragam.Â
Untuk pemeliharannya juga cukup mudah, hanya perlu perawatan rutin pada awal-awal masa penanaman. Setelah ekosistem mulai terbentuk, pohon akan dibiarkan tumbuh dengan sendirinya.