Capung dan lahan basah ini bisa dibilang dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kedua hal tersebut saling bergantung satu sama lain. Capung membutuhkan lahan basah untuk keberlangsungan spisies mereka. Sedangkan lahan basah membutuhkan capung untuk memantau kualitas dan kesehatan tanah di daerah tersebut.
Setiap perubahan kecil seperti kualitas air yang terjadi di habitat mereka akan mempengaruhi para serangga. Termasuk faktor perubahan seperti suhu, keasaman, kekeruhan, atau bahkan polusi pada air akan menggangu keberlangsungan hidup para serangga, terutama serangga muda.
Para serangga memiliki peran penting dalam upaya mengontrol hama  di alam. Penelitian yang dilakukan oleh IUCN menemukan bahwa capung merupakan predator kecil di lahan basah. Mereka memangsa larva-larva kecil dari nyamuk, lalat, dan hama kecil lainnya sebelum tumbuh dewasa.
Perlu dilakukan konservasi
Untuk menghindari dan mencegah penurunan spesies capung ini terus berlanjut, perlu dilakukan upaya pelestarian dan juga perlindungan terhadap spesies yang terancam punah ini.
Dr Viola Clausnitzer, ketua asosiasi spesialis capung mengatakan.
"Kita perlu bergerak dan peduli terhadap lahan basah di sekitar kita, entah itu di sungai kecil di perkotaan, lahan pertanian, atau habitat asli dari para serangga."
Dia menghimbau kepada seluruh pemerintah untuk mempertimbangkan perlindungan lahan basah dalam pembangunan proyek. Seperti melindungi habitat asli dari para serangga dan membuat lahan basah di area perkotaan. Clausnizer juga menyingung mengenai pemakaian pestisida dan polutan yang akan mempengaruhi kualiatas air di lingkungan.
Melindungi lahan basah yang ada di dunia bukan hanya akan menyelamatkan ribuan spesies capung, tetapi juga ribuan jenis serangga lainnya.
Referensi:
Artikel 1Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Artikel 2Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â IUCN Red list