Mohon tunggu...
Wulansari Maulida
Wulansari Maulida Mohon Tunggu... Dosen -

Tau samawa yang lahir di Sumbawa, tgl 22 Oktober 1988.\r\n\r\n\r\nfb: lala.samawa@gmail.com\r\n\r\nmy blog: http://wulan-amrirahady.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Tidak Memilihnya Karena Cintaku padamu, Bu.

9 April 2013   04:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:29 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu tidak ingin menjadi penghalang di antara kalian,"

"Yang menjadi penghalang itu karena tak ada penerimaan darinya, Bu,"

"Kenapa tidak kalian lanjutkan saja rencana tersebut? Toh perlahan-lahan nanti ia pasti bisa menerima ayah dan ibumu ini,"

"Tak ada gunanya kata 'perlahan-lahan', Bu. Sebab aku tidak ingin mencoba-coba dalam hal pernikahan. Bagiku pernikahan adalah sakral dan hanya satu kali seumur hidup. Jadi aku sangat berhati-hati jika melangkahkan hati untuk memilih melepas kesendirian ini dengan pemuda yang mengaku mencintaiku,"

"Kembalilah padanya, sayang. Ibu ingin kau bahagia,"

"Aku lebih bahagia jika melihat ibu bahagia. Jadi aku tidak bisa memilihnya karena cintaku padamu, Bu. Cintaku ini tak terwakilkan pada apapun juga. Aku takut jika aku menjadi istrinya kelak, ia akan melarangku untuk bertemu dan bercengkerama seperti biasa denganmu, sebab setelah akad itu tertunaikan, aku memang harus berbakti padanya. Itulah yang tidak kuinginkan, Bu. Aku tidak ingin berbakti pada lelaki yang hatinya sangat jauh darimu. Yang hatinya tak bisa menerimamu. Ah, tidak. Sudah cukuplah. Aku tidak ingin menyakiti diriku sendiri lebih lama dengan tetap bertahan di sisinya,"

Ibu pun memeluk Arshinta. Didekapnya putri kesayangannya itu. Dua perempuan yang larut dalam kesedihan masing-masing. Dua perempuan yang tak terpisahkan sejak kehidupan di alam pertama menyatukan mereka, yakni kehidupan di alam rahim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun