Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membuat Komunitas Belajar, Untuk Apa?

7 September 2024   09:58 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:45 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Suasana pertemuan Rembuk Komunitas Merdeka Belajar dan Temu Nasional KIP Kuliah 2024 yang dilaksanakan Kemdikbudristek di Jakarta, Kamis (2/5/2024). (KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU)

Semakin banyak terjadinya komunikasi, kolaborasi, refleksi dan inovasi, tentu akan meningkatkan kemajuan sebuah komunitas an tentu saja mendukung penerapan kurikulum merdeka di sekolah.

Membangun Kolibri Kota Metro dan Komunitas Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro, tantangan, hambatan dan peluangnya

Beberapa bulan terakhir kami telah menjadi Guru Penggerak di Kota Metro, dan ada niatan serta tujuan bagaimana guru penggerak ini tidak vakum atau mati suri. Dan tidak juga disebut sebagai kaki yang lumpuh karena tidak menjalankan perannya sebagai guru penggerak. 

Meskipun guru penggerak itu tidak hanya terlihat sibuk dalam komunitas dan pertemuan-pertemuan besar di hotel mewah, akan tetapi bagaimana memenuhi kebutuhan belajar murid dan sebaik-baiknya.

Namun demikian, ketika dihadapkan dengan seabrek masalah dalam dunia kerja dengan keanekaragaman peserta didik, tentu mendorong kita semua untuk terus bergerak dan membekali diri dengan berbagai pengalaman dan praktik baik yang tujuannya agar komunitas itu terus tumbuh dan berkembang seiring dengan kebutuhan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka.

Ada banyak hambatan dalam menggerakkannya, seperti kondisi guru yang mungkin lebih fokus dengan kegiatan di sekolah masing-masing, faktor fisik yang mungkin telah kehilangan energi karena seharian mengurus peserta didik dan keluarga, ditambah karena boleh jadi adanya komunitas kurang begitu memberikan nilai tambah bagi para guru tersebut.

Apalagi jika dalam komunitas itu justru menambah jam kerja yang tidak terbatas karena di luar jam kerja yang seharusnya didapatkan.

Sebut saja ketika di luar jam kerja kita harus terlibat dalam kegiatan komunitas yang menguras energi, tentu banyak guru pun akan mengeluh bahwa mereka merasa lelah dengan semua agenda. 

Padahal komunitas itu bukan untuk menambah kesulitan dan beban kerja, tapi kembali pada 6 point kenapa kita berkomunitas, yaitu salah satunya mengembangkan diri.

Kita boleh saja sibuk dengan seabrek kesibukan dan kelelahan karena seharian bekerja di sekolah masing-masing, tapi di sisi lain kita tetap butuh pengetahuan dan pengalaman baru dari orang lain yaitu itu untuk mengembangkan diri kita secara personal maupun sosial. 

Kita tetap butuh yang namanya kapasitas dan kompetensi yang mendukung kemajuan pembelajaran yang berdampak positif pada murid. Dan tentu saja kita tetap butuh orang lain untuk berkembang.

Dengan kata lain, siapa diri kita, bukanlah siapa-siapa. Tanpa orang lain tentu selamanya kita tidak akan berkembang dan tidak akan jadi apa yang kita inginkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun