Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membuat Komunitas Belajar, Untuk Apa?

7 September 2024   09:58 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:45 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Suasana pertemuan Rembuk Komunitas Merdeka Belajar dan Temu Nasional KIP Kuliah 2024 yang dilaksanakan Kemdikbudristek di Jakarta, Kamis (2/5/2024). (KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU)

Pada titik ini mereka butuh yang namanya dukungan emosi. Mereka membutuhkan tempat untuk curah pendapat dan berbagi masalah emosi, agar menemukan alternatif jawaban dari masalah yang tengah dihadapi. Seperti ketika seorang murid tidak bisa menerima metode pembelajaran kita, maka dengan adanya komunitas tentu akan ada alternatif jawaban bagaimana mencari solusinya.

Setiap persoalan hakikatnya bisa saja menemui solusinya dalam sebuah komunitas yang telah dibangun bersama.

4. Membangun hubungan

Membentuk komunitas belajar atau komunitas apapun hakikatnya bukan hanya wadah untuk terlihat sibuk atau sekedar pencitraan belaka. Tapi bagaimana membangun hubungan (relationship) yang kuat di antara anggotanya. 

Maka dari itu sebelum membangun komunitas semestinya ada niat dan tujuan yang sama ke mana komunitas itu akan dihadirkan. Jika niat dan tujuan yang dihadirkan tidak menyentuh kepentingan komunitas yang tujuan membangun hubungan yang baik, maka perlu ada refleksi dan mengembalikan lagi niat dan tujuannya.

Tentu dengan niat dan tujuan komunitas yang sama berdasarkan latar belakang yang sama, maka hubungan antar personal dari anggota tersebut akan semakin kuat. Amat tidak mungkin membangun komunitas tanpa ada kesamaan niat dan tujuan serta tidak adanya kolaboratif sesama anggota. Apalagi jika hanya ingin terlihat hebat di antara anggota-anggota yang lain tentu ini adalah hal yang kurang tepat.

5. Pengembangan diri

Ada hal yang sangat urgen dalam menjalankan fungsi pendidik atau tenaga kependidikan yaitu kebutuhan akan pengembangan diri. Setiap guru maupun tenaga kependidikan tentulah mereka memiliki keinginan kuat agar kemampuannya dalam mendidik anak-anak atau menjalankan profesinya semakin berkembang. Baik perkembangan secara pribadi maupun hubungan sosial, tentu hal ini pun sangat dibutuhkan.

Bahkan dalam dunia kependidikan, seorang guru dituntut untuk terus meningkatkan kapasitas dan kompetensinya dalam menunaikan tugasnya dalam pengajaran. 

Apalagi dalam dunia yang serba digital, jika guru tidak terdorong untuk meningkatkan kemampuan diri, maka akan terlindas zaman dan dia akan kalah jauh dari para siswanya.

Hal inilah mengapa komunitas itu perlu dibentuk bersama, agar kapasitas dan kompetensi guru dapat semakin ditingkatkan dan tidak justru tertinggal jauh dari kemajuan teknologi saat ini.

6. Pengambilan keputusan

Membangun komunitas hakikatnya erat kaitannya dengan bagaimana mereka mampu mengambil keputusan secara tepat sesuai dengan kesepakatan anggota komunitas. 

Jika sebuah komunitas telah berjalan efektif dan efisien, maka segenap keputusan-keputusan dalam dunia kerja akan semakin mudah diambil. Anggap saja ketika sebagian guru mengalami dilema terkait bagaimana implementasi kurikulum merdeka, maka keputusan dalam komunitas tersebut sangat menentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun