Di tengah kebahagiaan mereka, tidak ada ruang untuk pikiran tentang kekurangan atau kecenderungan untuk mengeluh. Mereka belajar untuk bersyukur atas apa yang mereka miliki: persahabatan, kegembiraan di setiap hari, dan cinta dari keluarga mereka.
Seiring malam berlalu, mereka tidur dengan damai di bawah langit yang teduh, bermimpi tentang petualangan-petualangan baru yang menunggu mereka besok hari. Anak-anak pemulung itu memang hidup dalam kemiskinan, tetapi kebahagiaan mereka tidak terbatas oleh kekayaan materi. Mereka menemukan kekayaan dalam kebersamaan, imajinasi, dan sikap positif terhadap hidup.
Demikianlah cerita tentang anak-anak pemulung bahagia yang mengajarkan kita bahwa kehidupan sejati tidak selalu tentang apa yang kita miliki, tetapi tentang bagaimana kita menghargai apa yang kita miliki dan bagaimana kita berbagi cinta dan kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar kita.
End
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H