Kecanggihan Teknologi dan Kesiapan Sumber daya Manusia
Saat ini para pengguna teknologi sudah merata dari berbagai generasi, baik dari generasi millenial maupun generasi Z saat ini paling banyak bersentuhan dengan teknologi AI ini.Â
Hal tersebut karena semenjak hadirnya sistem work from home (bekerja dari rumah) menuntut adanya fasilitas penunjang pekerjaan yang membantu para pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Terkhusus pada bidang-bidang yang bersentuhan dengan teknologi. Seperti hal yang saat ini penulis temui adalah para guru dan para siswanya.Â
Karena dunia juga dituntut mengikuti pola digitalisasi dan pembelajaran jarak jauh serta keharusan menggunakan teknologi yang lebih praktis maka pemanfaatan AI semakin lebih banyak dilakukan.
Tentu saja dengan adanya AI ini banyak hal terbantu dan seperti para guru yang membuat media pembelajaran, bahan presentasi, modul pembelajaran, serta bagi siswa membuat aneka produk tugas yang mesti dihasilkan dengan teknologi AI. Seperti membuat karya tulis yang banyak juga yang menggunakan teknologi agar hasilnya lebih cepat dan lebih baik. Sebut saja ketika guru harus membuat media pembelajaran, guru hanya memberikan instruksi atau mengetik prompt pada situs ber-platform AI maka media pembelajaran akan terjadi.
Begitu pula ketika akan membuat media presentasi, ada situs online yang memberikan para penggunanya untuk mendapatkan media yang diinginkan. Sebut saja saat ini yang paling marak adalah Chat Gbt. Gamma. AI, New Bing. dan sebagainya yang saya dapatkan setelah mengikuti webinar beberapa waktu lalu.
Para pengguna boleh merasa senang dengan fasilitas dunia maya yang bertebaran seperti etalase digital yang gratis misalnya, tapi selalu diingatkan bahwa penggunaan teknologi AI itu juga terbatas dan seorang pengguna semestinya selalu kritis dan mengoreksi hasilnya, karena bisa jadi apa yang diberikan tidak sesuai dengan harapan penggunanya.
Kondisi yang modern ini sejatinya meninggalkan sesuatu yang cukup mengherankan, mengapa generasi kita seperti tertinggal dan selalu menjadi pengguna, sedangkan untuk menciptakan masih jauh dari harapan. Meskipun tidak menutup kemungkinan saat ini generasi muda sudah memiliki potensi untuk membangun teknologi berbasis AI. Namun memang butuh waktu yang lebih lama untuk bersaing dengan teknologi yang ada.
Paling tidak jika generasi muda hanya sebagai pengguna, adalah pengguna yang tepat dalam penggunaannya, bukan digunakan pada hal-hal yang dilarang atau ilegal.
Namun, ada hal yang paling mendasar dari kehadiran teknologi ini adalah ketika kehadiran AI Â justru akan menggeser peran-peran penting dalam lingkup kehidupan. Seperti ketika para mahasiswa dan murid-murid sekolah sudah lihai dalam memanfaatkan AI, maka peran guru dan dosen sedikit banyak terdestruksi.Â
Bayangkan saja jika untuk membuat media saja cukup mencarinya lewat AI, maka peran seorang guru, dosen, maupun tenaga ahli akan tergeser. Apalagi jika wujudnya menjadi robot yang dianggap bisa menggantikan guru, tentu ini sudah menjadi preseden buruk. Meskipun demikian akan tetap berbeda antara manusia dan robot dan memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran dimana manusia memiliki hati nurani. Meskipun saat ini banyak guru yang sudah kehilangan hati nuraninya karena pengaruh teknologi. Semestinya manusia yang mempengaruhi teknologi, bukan sebaliknya teknologi yang mempengaruhi pola berpikir manusia.