Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Judi Kesedihannya Tiada Akhir, Maka Menghidarinya adalah Jalan Terbaik

10 Juni 2024   18:55 Diperbarui: 12 Juni 2024   18:45 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi judi online.  (Sumber: SHUTTERSTOCK/pedrosala via kompas.com)

Mereka beranggapan dengan judi kehidupan mereka akan berubah begitu cepat, jika mereka pengusaha maka modalnya akan berlipat-lipat hasilnya. Padahal tidak sedikit yang harus gulung tikar karena kehabisan modal untuk berjudi. 

Masih beruntung jika hanya perusahaan yang harus bangkrut, bagaimana jika keluarganya juga dilelang demi bermain judi dan berkhayal mendapatkan uang yang berlipat ganda.

Para penjudi selalu dirayu dengan modal gratis atau mendapatkan kemenangan, meskipun kemenangan itu 1 persen dari kekalahan yang telah dialami. 

Para penjudi ini tidak peduli lagi seberapa sering mengalami kekalahan, karena bagi mereka meskipun uang mereka ludes pun yang penting mereka punya hanyalan akan memenangkan permainan. Walaupun pada akhirnya mendapatkan zong alias kekalahan yang terus berulang.

Tidak peduli apakah penjudi ini bujangan atau sudah beristri, mereka baru menikah atau memiliki anak yang banyak. Kalau sudah kadung mencintai judi, maka keadaan diri pastilah dilupakan.

Bagaimana dari sudut keluarga? 

Menyelami kasus kematian anggota kepolisian karena sang istri merasa lelah atau marah lantaran sikap almarhum yang tidak mendengarkan omongan istrinya tersebut. 

Mungkin beberapa kali sang istri yang juga seorang polwan ini mengingatkan bahwa uang itu untuk biaya hidup anak-anak dan keluarganya, ternyata justru disalahgunakan untuk berjudi dan bersenang-senang. Sebagai manusia biasa tentu saya bisa memahami bagaimana perasaan istrinya tersebut. 

Meskipun saya pun tidak sependapat dengan apa yang dilakukan Polwan tersebut terhadap suaminya, karena bagaimanapun juga kekerasan dan tindakan menyakiti orang lain adalah perbuatan yang dilarang dan pasti ada sanksi yang akan didapatkan.

Selain dari keluarga anggota kepolisian tersebut, banyak kasus perceraian yang terjadi di negeri ini lantaran sang suami atau istri yang begitu senangnya berjudi sampai-sampai harta pun dikorbankan dan nafkah untuk keluarganya diabaikan.

Bagi manusia yang ingin melihat keluarganya bahagia, tentu korban judi ini ingin suami atau istri meninggalkan kebiasaan buruk, lantaran dengan bermain judi justru membuat kehidupan keluarga mereka berantakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun