Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan yang Memanusiakan Peserta Didik, Sebuah Pesan Bijak dari Ki Hajar Dewantara

25 Mei 2023   16:45 Diperbarui: 29 Mei 2023   17:17 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Ki Hadjar Dewantara di depan pendapa komplek sekolah Taman Siswa , Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, Senin (11/4/2016). KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

Menggali segenap potensi alam yang bisa dikembangkan untuk kehidupan mereka yang lebih baik dengan mengikuti perkembangan zaman saat ini.

Jika mereka petani, maka petani yang berteknologi kekinian adalah sebuah keniscayaan

Ada yang beranggapan bahwa setiap pendidikan itu menciptakan seorang pegawai atau karyawan kantor, dan menganggap bahwa untuk potensi lain sulit dicapai. Tentu pernyataan ini belumlah tepat.

Mengapa? Karena pendidikan itu menuntun dan mengarahkan anak-anak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan mensupport mereka agar mencapai kemampuan dan potensi terbaiknya. Dimana trikon KHD adalah ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Di depan menjadi teladan, di tengah memberikan semangat, dan di belakang memberikan dorongan.

Ketika di depan, pendidik semestinya memberikan teladan yang baik bagaimana anak-anak berperilaku yang baik, mereka mampu memberikan gambaran perilaku bahwa menjadi pegawai, karyawan atau petani sekalipun adalah sebuah pilihan yang bisa diambil. Memahamkan anak-anak semua profesi adalah baik dan mesti dicintai sepenuh hati. 

Menjadi pedagang pun adalah alternatif profesi yang menjadi cita-cita dan tentu saja pendidikan itu semestinya menyemangati dan mengarahkan mereka sesuai dengan cita-cita dan impiannya.

Pendidik tidak berhak membelenggu cita-cita anak-anak dan tidak berhak menuntut apa yang tidak mampu mereka lakukan. 

Ketika anak tidak mampu dalam matematika, maka selayaknya memberikan pemahaman dan dukungan bahwa materi lain pun bisa dipahami dan dicintai. Bukan sebaliknya memaksa mereka menguasai matematika di mana mereka tidak menghendaki itu. 

Jika seorang anak lebih mencintai seni, maka bakat inilah yang semestinya dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

Anak-anak memiliki bakat yang berbeda, dan tentu memiliki hambatan dan kemampuan yang berbeda pula. 

Bahkan jika anak-anak mencintai profesi sebagai petani, maka dukungan yang terbaik mesti diberikan agar apa yang dicita-citakan dapat tercapai, bahkan jika saat ini adalah dunia tekhnologi, maka raihan cita-cita pun semestinya didukung dengan teknologi yang memadai. Teknologi saat ini begitu aplikatif dalam mencapai derajat pendidikan yang lebih baik dan raihan kemandirian anak-anak di zaman yang serba modern saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun