Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Menutup Aurat Bukan Sekadar Mencegah Pikiran Kotor Laki-laki, tapi Mengikuti Titah Ilahi

8 Maret 2022   16:52 Diperbarui: 8 Maret 2022   17:13 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tertarik dengan artikel yang berjudul Adakah baju perempuan yang sanggup menutupi pikiran kotor laki-laki. Dan saya sepakat bahwa lelaki yang berpikiran kotor akan bersinggungan pada hal-hal yang kotor pula. Maka  dari itu bagaimana caranya menjaga agar dijauhkan dari pandangan lelaki dengan pikiran kotor tersebut, maka berusaha untuk berpenampilan yang menjauhi sebab orang untuk berpikiran kotor pada diri kita.

Paling tidak itu adalah pendapat saya yang saya tuangkan dalam artikel lama saya yang berjudul Maaf Mbak, Rok Mini Anda Mengundang Nafsu. Tulisan ini saya bagikan ke teman-teman kompasianer sebagai rasa gundah saya melihat fenomena wanita yang suka berpakaian tertutup tapi telanjang yang berada di sekitar penulis. 

Sebagai pria normal, saya berusaha untuk menjauhi pandangan terhadap lawan jenis yang terlihat "seksi" meskipun pada kenyataannya sulit dilakukan, lantaran di sebuah alat transportasi umum memang setiap orang bebas berpakaian. Kecuali di wilayah Nangroe Aceh Darussalam dimana pakaian wanita begitu sangat diperhatikan sebagai bentuk pelaksanaan syariat Islam.  Banyak wanita yang harus mendapatkan hukuman karena tidak memakai pakaian syar'i atau karena tidak mau menutup auratnya.

Terlepas dari paparan dari tulisan yang boleh jadi melihat fenomena saat ini di mana ada seorang ustadz (HW)yang menjadi tersangka kasus pencabulan beberapa santrinya, yang pelakunya sempat diancam hukuman kebiri, meskipun hukuman inipun tidak bisa dilakukan dengan alasan tertentu. 

Kasus ini menjadi alasan seseorang berargumen, "eh ternyata meskipun santrinya berpakaian tertutuppun pelakunya masih mau melakukan aktivitas bejatnya? Dan beberapa kasus lain yang melibatkan seorang tokoh agama (selain muslim) yang notabene seharusnya tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama dan negara ini.

Lalu, apakah saya setuju dengan pendapat Abu Janda yang sempat viral di medsos, yang katanya tidak masalah orang berpakaian telanjang, jika pikiran prianya bersih maka tidak akan terjadi apa-apa, yang seolah-olah berkata "untuk apa berpakaian tertutup jika prianya berpikiran kotor dan mesum? Tentu saya tidak setuju pendapat ini. 

Kenapa antara pikiran kotor, mesum dan pakaian tertutup sangat tidak bisa dikaitkan? Sebab banyak pula kasus perkosaan yang terjadi pada wanita yang berpakaian seksi namun tidak diungkap di media. Sedangkan kasus pelecehan yang terjadi pada wanita-wanita berpakaian tertutup begitu banyak dipertontonkan ke khalayak umum.

Walaupun demikian, kenapa Tuhan memerintahkan umatnya (khususnya wanita) untuk menutup aurat? Karena Tuhan menempatkan wanita ke tempat yang mulia dan ingin menjaga kesucian wanita dengan pakaian yang menutup auratnya. Dengan kata lain, dengan wanita memakai pakaian tertutup, hakekatnya ingin mengangkat derajat wanita.

Selain karena ingin menjaga kesucian dan derajat wanita, saya ingin mengulas mengapa perbuatan tidak senonoh pada wanita kerap terjadi meskipun si wanitanya menggunakan pakaian tertutup.

Pertama, secara kodrati lelaki memiliki nafsu terhadap lawan jenisnya. Meskipun akhir-akhir ini dunia nampak aneh karena banyak lelaki yang menyukai sesama jenisnya. Dengan nafsu itu, tidak seharusnya menyalurkan pada hal-hal yang dilarang, akan tetapi disalurkan pada hal yang dihalalkan. 

Misalnya jika usia sudah dewasa dan siap secara jasmani, rohani dan materi, maka sang pria seharusnya melangsungkan pernikahan. Bahkan seorang pria yang sudah matang dari segi agamanya, memang seharusnya segera menikah karena itu wujud kesempurnaan sebagai hamba Allah yang seperti fitrahnya melanjutkan keturunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun