Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mas Putin, Xi dan Biden, Jujur Tapi ...

1 Maret 2022   08:32 Diperbarui: 6 Maret 2022   07:52 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga presiden berpengaruh (sindonews.com)

Suatu ketika Mas Vladimir Putin menyampaikan pidatonya di sebuah pertemuan resmi negara-negara dunia, yang kurang lebih isinya : "Untuk teman saya Mas Xi Jinping, Anda enggak perlulah melakukan kontak senjata untuk menguasai Taiwan. Karena saya tahu kalau dari segi ekonomi Mas Xi lebih keren dan kuat, bahkan melebihi kekuatan Paman Sam. Nah, untuk saat ini enggak perlu ada invasi dan kontak senjata. Cukuplah perkuat bidang ekonominya saja."

Mas Xi  Jinping pun menanggapi dingin, karena apa yang disampaikan oleh Mas Vladimir Putin tidak sejalan dengan apa yang tengah diupayakan oleh China dalam menganeksasi Taiwan sebagai bagian dari negaranya. Padahal Mas Putin sendiri juga lagi mengincar negara tetangga yang sudah merdeka yang menurut beliau adalah wilayah Rusia berdasarkan fakta sejarah masa lalu. 

Dan Mas Xi pun berusaha mengiyakan apa yang dilontarkan sahabat dekatnya itu yang sengaja tidak secara langsung melakukan serangan ke wilayah Taiwan. Tentu saja karena mendengar pidato yang sungguh amat bijaksana dari Mas Vladimir Putin. 

Tapi apa yang terjadi? Setelah Mas Xi berusaha merebut hati rakyat Taiwan dan ingin menjadi kesatuan wilayah dengan China, ternyata usahanya membujuk sang Presiden Taiwan Tsai Ing-wen tidak membuahkan hasil. Lantas apa yang terjadi, pemimpin wanita ini pun mengultimatum Mas Xi untuk tidak memaksakan kehendaknya mengatur-atur Taiwan yang notabene sudah merdeka sejak lama.

Lagi-lagi Mas Xi hanya bisa mengancam dan keliling-keliling pulau yang tujuannya untuk menekan Presiden Taiwan. Sayangnya dengan semangat berkobar, Mbak Tsai tetap bersikukuh ingin merdeka dan tak mau menjadi bagian dari China.

Efek tekanan Mas Xi semakin meluas, karena Taiwan merasa terusik dan terancam, akhirnya sekutunya Paman Sam (Biden) pun merasa perlu membela temannya ini. Dan apa yang terjadi, awalnya masalahnya terjadi antara China dan Taiwan yang berebut status kebangsaan mereka, kini menyulut masalah sampai ke masalah Laut China Selatan yang juga menyeret Indonesia dan negara-negara Asean ke dalam pusara konflik.

Anehnya, beberapa saat kemudian setelah konflik di China seperti terlupakan. Eh, ternyata Mas Putin justru menginvasi Ukraina dengan alasan ingin mengambil wilayah dan atau dengan alasan klise bahwa Mas Putin tidak ingin wilayah eks Uni Soviet itu jatuh ke tangan AS dan sekutunya Nato. Karena Mas Putin meyakini jika Ukraina ikut ke dalam Nato, akibatnya keamanan negara di kawasan Rusia akan terancam. 

Kenapa? 

Di saat Ukraina sudah menjadi anggota Nato, maka secara mudah AS dan Nato menempatkan senjata-senjata dan radar pemantau yang bisa saja mengancam keamanan Rusia.

Lalu, yang lucunya di mana?

AS di dalam konflik Taiwan - China dan Rusia - Ukraina sama-sama merasa sebagai Polisi dunia yang berhak menghakimi dan melindungi negara-negara yang wilayahnya terancam akibat invasi haram dari negara lain. Tapi faktanya, sebenarnya AS bukan ingin membantu, tapi tak lebih dari ingin mengambil keuntungan dari konflik yang terjadi, misalnya AS bisa menjual senjatanya dengan amat gampang dari negara-negara yang tengah berkonflik. 

Percaya atau tidak AS tidak akan mau ikut campur urusan negara lain jika tidak menguntungkan dompetnya. Ini real tapi lucu. Di balik kebaikannya AS membela Taiwan dan Ukraina, ternyata Paman Sam ini juga lupa bahwa ada Palestina yang sampai saat ini tidak pernah dibantu dan justru si penjajah Israel yang selalu mendapatkan sokongan dana dan senjata. 

Bukankah ini lucu? Serius saya ingin tersenyum dan meringis melihat fenomena ini.

Selain apa yang dilakukan AS adalah kelucuan yang hakiki, ternyata Mas Putin pun sebenarnya melakukan pekerjaan konyol. Sebelumnya sempat mengatakan bahwa tak perlu ada invasi atau pengerahan senjata untuk wilayah Taiwan, tapi Mas Putin sendiri menginvasi Ukraina.

Dengan alasan apapun apa yang dilakukan Putin, Xi, Biden adalah kebohongan semata.

Bahkan jika tidak bisa dikatakan bohong, faktanya konflik akan selalu ada. Dan lucunya tidak ada negara yang merasa punya kuasa jika tidak ingin menjajah bangsa lain yang lemah. Tapi lebih lebih lucu lagi, AS kan sebagai Polisi dunia, kenapa malah mengajak Nato untuk perang? 

Bukankah perudingan lebih penting dari perang. 

Eh, ada yang ketinggalan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri pernah mengatakan bahwa dia tidak akan takut pada siapapun termasuk Mas Putin, tapi tiba-tiba minta tolong negara lain. 

Walah, semuanya seperti kelucuan saja.

Mari kita akhiri kebohongan ini dan jujurlah pada sikap-sikap Anda Tuan-tuan Terhormat. Jika kita ingin dunia ini damai, janganlah bermain intrik dan taktik seolah-oleh berbuat bijak tapi pada intinya ingin mengambil keuntungan dari konflik yang terjadi.

#Stop War

#Stop Killing People

Salam senyum

Mohon maaf jika tulisan humor ini tidak lucu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun