Nah, karena pertimbangan tersebut, maka kami memilih tidak membeli tanaman hias. Alasan pertama karena harga yang tidak sesuai atau terlalu mahal, juga tidak bisa bertahan lama.
Bagaimana dengan tanaman buah?
Kami memilih tanaman buah  karena menurut kami meskipun masa pertumbuhannya lebih lama untuk mendapatkan hasil, kira-kira 3 tahun baru bisa memetik buahnya, namun dari pertimbangan masa panennya jauh lebih lama, kecuali jika tanaman tersebut terkena penyakit maka bisa saja mati sebelum waktunya membuahkan hasil.
Menanam buah, antara penghijauan dan warisan anak cucu
Sebagai masyarakat kecil seringkali melihat hal-hal yang sepele menjadi sangat bermakna jika dikaitkan dengan apakah yang hendak diwariskan pada anak cucu kelak. Seperti halnya orang tua dulu kalau menanam tanaman buah selalu saja mengatakan bahwa "bapak tanam ini untuk kalian dan cucu-cucu bapak nanti."Â
Dan benar apa yang menjadi tujuan dan cita-cita para leluhur, ketika mereka menanam satu saja tanaman buah di pekarangan, maka ahli warisnya yang akan menikmatinya.Â
Bagaimana dengan orang yang bisa dibilang mampu, tentu untuk hal tanaman buah kami rasa kalau untuk anak cucu kurang begitu diperhatikan, lantaran warisan mereka adalah emas atau perhiasan, perusahaan atau investasi yang bernilai tinggi. Sedangkan masyarakat kecil, cukup bertanam pepohonan, maka mereka akan mewariskan generasi dengan sesuatu yang bisa dimanfaatkan dalam waktu yang lama.
Seperti yang kami rasakan ketika musim alpukat, durian, rambutan, kelapa dan lain-lain yang masa tanamnya relatif lama, tentu sang penanam tidak langsung bisa menikmati hasilnya, tapi bagi anak cucunya, InsyaAllah akan mendapatkan warisan yang begitu berharga. Apalagi jika generasi selanjutnya mengikuti langkah yang sama dalam menciptakan penghijauan di pekarangan rumah.Â
Memiliki tanah boleh jadi tak lebih dari seperempat hektar misalnya, tapi jika tanah tersebut dipenuhi tanaman-tanaman yang subur dengan buah-buahan yang lebat, tentu menjadi kekayaan yang akan bertahan lama.
Salam
Â