Sebuah pilihan hidup, memilih yang investasinya bertahan lama dibandingkan yang sementara, pohon buah atau bunga. Demi menghijaukan pekarangan dan investasi bagi generasi selanjutnya.
Kami mungkin salah satu keluarga yang aneh dan kuno, ketika banyak orang yang begitu menggandrungi tanaman bunga, eh kami malah memilih tanaman buah-buahan. Padahal siapa yang saat ini tidak mengenal bunga Janda Bolong yang begitu booming di jagat emak-emak kolektor bunga.Â
Harga bunga Janda Bolong yang varietas tertentu harganya bisa puluhan juta. Dan aneka bunga lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu karena memang tidak seberapa hafal namanya. Yang kisaran harganya dihitung perdaun. Padahal ada di antara bunga-bunga itu yang awalnya sama sekali tidak dilirik lantaran dianggap gulma oleh masyarakat.
Seperti perbincangan kami pagi tadi, dan beberapa hari yang lalu sudah memperbincangkan untuk membeli jenis tanaman, hingga muncul perdebatan kecil antara bunga dan tanaman buah.
Dengan pertimbangan yang macam-macam, dan karena memang melihat masa tanam dan usia pemanfatannya akhirnya kami memutuskan membeli tanaman buah-buahan.
Ada enam jenis tanaman yang kami pilih untuk ditanamani di pekarangan rumah yang tak seberapa luas. Yaitu alpukat, cempedak, Â mangga, kelengkeng, durian dan kelapa genjah. Semua bibit tanaman tersebut tersebut kami beli di sekitaran pasar Pekalongan Lampung Timur. Di sana memang sentral penjualan bibit-bibit tanaman.Â
Hampir semua jenis tanaman tersedia. Dari mulai bunga-bungaan dari yang sudah lawas atau yang masih kondang saat ini. Tanaman hias juga ada beraneka jenis, dan yang paling kami minati adalah jenis buahan-buahan tersebut. Bahkan rencananya beberapa batang tanaman alpukat hendak kami tanam di pekarangan lain yang juga cukup untuk investasi masa depan.
Dengan pertimbangan bahwa tanaman bunga meskipun harganya mahal untuk saat ini, ternyata ketahanan harga di pasaran begitu mudah jatuh. Sang pembeli atau pedagang acapkali sudah memborong beragam jenis tanaman bunga dengan harga yang fantasis, dengan harapan mendapatkan keuntungan yang berlipat karena memang saat ini lagi hot-hotnya. Meskipun beberapa kali dibuat booming, nyatanya tanaman hias ini sulit bertahan lama harga harga jualnya, lantaran semakin sepi peminatnya. Bayangkan saja bunga dengan harga 25 juta, bukankah bisa menguras kantong kita?
Pernah suatu ketika di era 2000 an, jenis bunga Gelombang Cinta pernah merajai tanaman koleksi para emak-emak. Eh, tidak beberapa lama tanaman itu jatuh harganya.Â
Bagi pembeli maupun pedagang eceran, bak jatuh ditambah tertimpa tangga. Padahal ketika tanaman tersebut masih mentereng, banyak terjadi aksi pencurian. Giliran harga itu jatuh, jangankan dijual mahal, dikasihkan tetangga saja langsung menolak.