Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menikmati yang Halal dan Baik Ala Nabi

2 November 2020   21:33 Diperbarui: 3 November 2020   13:19 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu, bagaimana cara menyembelihnya, tentu berkaitan dengan hewan yang memang dihalalkan dan cara menyembelihnya juga harus mengikuti syara' atau aturan hukum Islam agar penyembelihan itu menjadi sah dan hewan yang disembelih menjadi halal. 

Nah, yang menarik adalah bagaimana memperolehnya itu menjadi hal yang sungguh sederhana tapi amat penting artinya. Banyak di antara kita yang seolah-olah harta yang kita peroleh bebas darimana saja. Padahal semua rezeki itu harus mengikuti aturanNya. Kalau rezeki itu diambil dengan cara yang haram, misalnya mencuri atau korupsi, maka makanan itu menjadi haram. Dengan apapun alasannya, semua makanan yang diperoleh dengan cara yang batil dan tidak hak, maka dihukumi sebagai makanan haram. Selain itu syarat penting dari makanan yang baik adalah bersih dan bebas dari penyakit yang membahayakan.

Namun faktanya, banyak yang begitu peduli dengan perayaan Maulid Nabi yang begitu dibuat meriah, tapi kita banyak yang alpa bahwa hakekat dari peringatan maulid Nabi salah satunya mengamalkan ajaran suci atau sunnahnya, tanpa terkecuali. Salah satu sunnah beliau adalah mencari rezeki yang halal dan menikmatinya dengan cara yang baik pula.

Bagaimana harta itu dicari dan bagaimana menggunakan merupakan salah satu hal yang menjadi teladan Rasulullah kepada umatnya. Kita terlalu euforia dengan peringatan Mauludan tapi lupa bahwa banyak hal yang berkaitan dengan keduniawian kita melupakan apa yang Beliau ajarkan. 

2. Makan yang baik dan tidak berlebih-lebihan

Salah satu hal yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah makanlah yang baik-baik dan tidak berlebih-lebihan. Ciri-ciri kebaikan makanan adalah diperoleh dengan cara yang baik serta sifatnya juga baik. Seandainya makanan itu halal dari cara mencarinya, tapi karena cara menikmatinya  justru membahayakan maka hal itu juga sangat dilarang. Atau makanan itu dibeli dengan uang yang halal, tapi makakan itu merupakan salah satu makanan yang diharamkan, maka tak layak pula untuk dikonsumsi. Apalagi diperoleh dengan cara yang haram, jenisnya juga haram dan membahayakan dan dinikmati dengan cara yang berlebih-lebihan. Suatu aktivitas yang sama sekali jauh dari apa yang diajarkan oleh Nabi.

Rasulullah sangat membenci seseorang yang menikmati makanan yang di luar kemampuan perutnya. Karena pada prinsipnya perut itu memiliki batas yang tidak boleh dilanggar. Jika dilanggar maka akibatnya akan berbahaya.

Fenomena Mukbang dalam kehidupan kita

Saya sering menyaksikan tayangan video yang kontennya seperti menunjukkan aktivitas menikmati makanan yang berlebih-lebihan. Seseorang dengan amat pedenya menghadapi sejumlah makanan yang relatif banyak, atau dapat dibilang sangat banyak demi sebuah konten. Seolah-oleh semua makanan yang ada di depannya akan habis ditelan. Padahal seberapa sih perut seseorang dibandingkan kemampuan menampung makanan tersebut? Sungguh aktivitas yang diharamkan.

Memang benar boleh jadi makakan itu dibeli dengan uang halal, jenis makanannya memang halal dan diolah dengan cara yang halal, tapi jika cara menikmatinya sangat berlebih-lebihan maka dapat dikatakan haram atau dilarang dalam agama. Kenapa dilarang? Karena disinyalir dalam AlQur'an bahwa sesuatu yang berlebih-lebihan itu adalah perbuatan setan.

Tak hanya persoalan makanan, pada hakekatnya semua aspek kehidupan umat Islam atau manusia pada umumnya, jika sudah berlebih-lebihan maka sungguh jauh dari ajaran Rasulullah. Bagaimana Rasulullah selama hidupnya menikmati kesederhanaan, makanan sederhana, tempat tinggal yang sederhana, bahkan tempat tidurpun dari pelepah kurma. Sungguh seorang teladan yang baik bagi umatnya. Padahal menurut sejarah, Rasulullah adalah seorang pria yang kaya raya yang penghasilannya dari berniaga. Tapi kehidupan Beliau dihabiskan dalan kesederhanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun