Terima kasih untuk kuota, waktu dan "like" nya
Siapa yang paling beruntung di dunia ini? Mungkin banyak  yang akan menjawab orang kayalah yang paling beruntung.Â
Ada pula yang menjawab mereka yang mendapatkan jabatan tinggi. Atau memiliki gaji yang besar.Â
Padahal orang yang beruntung  di setiap karyanya adalah orang-orang yang menyukai. Nah, siapa yang tidak ingin di sukai? Saya kira semua orang menginginkannya, bukan?Â
Yap, sama juga dengan sebuah karya, siapapun akan berbangga diri dan bersemangat berkarya jika muncul sosok-sosok yang mengapresiasi. Tak hanya dalam tulis menulis atau karang mengarang, karena dalam bidang lukis misalnya, pun butuh orang-orang yang memberikan support dan menghargai karyanya. Dengan konsekuensi mau membelinya atau mengeluarkan sejumlah uang.
Jika seorang pelukis dihargai lukisannya, maka penulis tentu sama, yaitu dihargai tulisannya. Bukan masalah berapa harga atau uang semata, karena banyak orang yang membayar sebuah karya hanya karena ingin mengolok-olok pembuatnya.Â
Seolah-olah dia membeli dengan harga mahal, nyatanya dipajang pun tidak. Dipamerkan ke khalayak pun tidak juga di lakukan. Hanya disimpan di gudang sebagai aset. Lalu apa gunanya sebuah karya? Gak cukup kan jika hanya disimpan di tempat penyimpanan tanpa ada yang menikmati?
Nah, begitu pula dengan karya kita, maka apresiasi adalah nilai tertinggi dari sebuah pencapaian usaha.Â
Seorang rakyat jelata pun akan bangga jika rasa lapar dan pilihannya dihargai oleh pemimpinnya. Begitu pula pemimpinnya yang selalu merasa dihargai oleh rakyatnya.Â
Dengan penghargaan itu rakyat jelata akan terus berusaha bertahan hidup meski dalam kesakitan, dan pemimpin itu akan berusaha memimpin yang adil meskipun tak kunjung berhasil.Â
Sebuah pencapaian yang tidak akan diakhiri sampai benar-benar mendapatkan penghargaan yang setinggi-tingginya.Â