Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membangunkan Geliat Gotong Royong yang Mulai Pupus

10 Juli 2020   08:24 Diperbarui: 10 Juli 2020   19:26 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan gotong royong dalam memperbaiki rumah penduduk (Dokumentasi pribadi)

Selain pekerjaan rumah, dalam kegiatan bercocok tanam, merawat tanaman dan membangun fasilitas umum pun selalu menjadi perhatian masyarakat desa. Seperti ketika kami ingin menanam jagung, semua orang terlibat dalam kegiatan tersebut secara bergantian. 

Bahkan sampai panen, setiap orang bahu membahu turut membantu terselesainya pekerjaan itu. Nampaklah kebahagian terpancar dari wajah-wajah masyarakat desa.Wajah yang selalu merindukan semangat gotong royong di dalam kehidupan mereka.

Ketika Asa Membangunkan Semangat Gotong Royong Masih Terasa
Era saat ini, ketika semua serba modern dan dilakukan menggunakan mesin, ketika semua pekerjaan selalu memiliki target keuangan dan keuntungan yang besar, dan ketika setiap tetes peluh dianggap bernilai materi, rasa-rasanya sangat sulit membangun kembali semangat gotong royong.

Kondisi ini sebenarnya tidak keliru, karena zaman ini semua orang merasa memiliki kesibukan, pekerjaan dan aktivitas yang menuntut dikerjakan lebi cepat. Dan karena pekerjaan itu mereka mendapatkan upah yang terbilang cukup. 

Apalagi di zaman ini, setiap orang ingin memanfaatkan waktu yang ada dengan kegiatan yang menghasilkan uang, materi menjadi salah satu tujuan terpenting dalam aktivitas kehidupan manusia. 

Maka jangan heran, untuk mencari orang yang mau terlibat dalam pekerjaan kita saat ini amat sulit, lantaran mereka juga memiliki kesibukan yang sama. Jika didapati seseorang yang menganggur, hakekatnya para penganggur pun membutuhkan uang untuk bertahan hidup.

Satu sisi, semangat gotong royong ingin kita bangun kembali. Tapi di sisi lain, setiap orang memiliki kebutuhan dan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

Namun, ketika sedikit bergeser dari fakta kehidupan bahwa saat ini slogan "time is money" masih berlaku, nyatanya sekaya dan sehebat apapun kita, suatu saat membutuhkan sentuhan tangan orang lain.

Ketika orang yang memerlukan materi yang cukup pun, sejatinya tidak akan pernah lepas dari uluran tangan-tangan baik di sekitarnya. Uluran tangan-tangan dari hati yang ikhlas untuk saling membantu saudaranya.

Seperti ketika kita membanggakan materi yang seolah-olah bisa menolong kita kapanpun, nyatanya, uluran tangan orang lain masih sangat diperlukan. 

Fakta di lapangan, ketika seorang pengendara mobil mewah mengalami kecelakaan di jalan raya, apakah para korban bisa bangkit sendiri dan menuju rumah sakit untuk berobat? Kan tidak. Tentu orang-orang di sekitarnyalah yang bersedia membantunya untuk sekedar mengatarkan atau meneleponkan aparat kepolisian atau pihak medis bahwa terjadi kecelakaan dan ada korban jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun