Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Konten Sampah Gentayangan di Youtube

8 Juli 2020   16:54 Diperbarui: 8 Juli 2020   20:50 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pihak youtuber mendapatkan ponsel secara cuma-cuma, kemudian para penonton begitu antusias dengan bagi-bagi hadiah itu. Maka jumlah calon konsumen baru tentu akan bertambah banyak. Itulah keuntungan bisnis yang sangat menguntungkan. Dengan modal kecil, pihak produsen ponsel bisa semakin kaya raya. Sama nasibnya dengan youtuber yang dengan penampilan ala orang yang tidak waras, mendapatkan penonton jutaan orang dan mendapatkan penghasilan yang tidak sedikit.

Mereka bisa bersedekah yang boleh jadi seper nol persen dari gaji di youtube, namun keuntungannya bisa berlipat ganda. 

Tak heran ada yang berpendapat konten yang tujuannya menjual kemiskinan demi mendapatkan keuntungan dianggap tidak layak dan ada yang berpendapat itu haram. Bagi saya itu hak masing-masing kreator saja.

Ketika para artis berebut jadi konten kreator, beban berat bagi  kreator pemula

Dunia per-youtube-an memang semakin keras. Persaingan untuk mendapatkan viewer, subscriber dan follower ternyata semakin hari semakin sulit. Bahkan tidak hanya keras, karena mereka sudah menggunakan modal yang semakin besar demi menggait penonton yang banyak.

Bahkan akhir-akhir ini para youtuber atau konten kreator sudah banyak dibanjiri para artis yang memang dari awal sudah tenar di jagat media dan masyarakat dunia. Bahkan para tokoh politik saat ini sudah mulai merambah bisnis konten ini demi mendapatkan fulus.

Kenyataan ini tentu membuat para konten kreator "krece" seperti berhadapan dengan air bah, mereka akan sulit mengalahkan kedikdayaan para artis itu lantaran memang basic awal sudah kalah. Meskipun tidak menutup kemungkinan ada pula kreator yang bermodal kreativitas dan tipe social eksperimen yang tak kalah menariknya. Seperti youtuber yang berpura-pura sebagai orang gila atau pengemis, yang ternyata saat ini sudah banyak dibuat.

Maka, banyak pula dari para konten kreator yang kategori kelas bawah ini yang berusaha mendapatkan subscriber dan viewer dengan cara membeli, meskipun faktanya banyak yang tertipu. 

Masih beruntung jika menemukan penyedia jasa viewer dan subscriber itu yang jujur, kalau tidak tentu kerugian lebih parah lagi. Ada pula yang sekedar sub for sub, atau saling membuat grup dan saling mendukung konten member dengan memberikan subscribe secara bergantian.

Dengan cara ini memang agak berat, selain waktunya tidak sebentar, karena menghabiskan uang yang tidak sedikit.Lagi-lagi menjadi yotuber sukses memang tidak cuma-cuma, tapi dengan modal yang mencukupi. Cara inipun sejatinya dianggap ilegal bagi youtube dan risikonya terancam tidak di-monetize.

Ketika konten cabul dianggap paling menguntungkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun