Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah Positif dan Negatifnya Belajar Daring (BDR)

6 Juli 2020   09:35 Diperbarui: 8 Juli 2020   21:05 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa berkebutuhan khusus yang tengah mengerjakan tugas daring (dokumen pribadi)

Siswa berkebutuhan khusus yang tengah mengerjakan tugas daring (dokumen pribadi)
Siswa berkebutuhan khusus yang tengah mengerjakan tugas daring (dokumen pribadi)
Maka tak heran jika selama masa covid-19, prestasi anak mendekati sempurna, lantaran terlalu mudah mencari jawabannya di internet secara gratis.

Sebenarnya tidak keliru jika tugas itu memang mengharusnya anak untuk melihat referensi sebagai pelengkap jawaban, nah jika justru hanya menjiplak jawaban orang lain, tentu ini adalah preseden buruk bagi pendidikan kita.

Jangankan tidak diawasi, ketika diawasi guru saja kadang ketika ujian masih sempat menyontek, apalagi tanpa diawasi guru. Mereka selalu memiliki kesempatan untuk mendapatkan nilai besar meski murni copy paste dari internet.

Salah mengambil informasi 

Dampak negatif dari pembelajaran secara daring, salah satunya adalah besar kemungkinan anak-anak memperoleh jawaban yang salah dari pertanyaan gurunya. Boleh jadi guru menginginkan jawaban A atas pertanyaan yang diajukan, namun karena referensi yang diperoleh ternyata menyesatkan, maka pengetahuan anak juga bisa kurang tepat.

Untuk mengurangi kesalahan ini lagi-lagi orang tua harus selalu mendampingi  anak dalam belajar. Jika tidak maka anak-anak akan mendapatkan pemahaman yang  jauh dari kebenaran.

Yang lebih memprihatinkan lagi jika dalam satu materi justru orang tua sama sekali tidak menguasainya, maka siswa akan sulit menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Solusinya guru harus semakin banyak membuat tutorial atau ruang bimbingan secara daring dengan aplikasi video call.

Penggunaan kuota yang membengkak

Perlu dipahami bahwa pembelajaran daring ini bersentuhan dengan internet yang membutuhkan lebih banyak kuota. Ketika materi anak-anak harus melihat di youtube misalnya, maka paket data juga lebih besar. Apalagi mereka harus mengupload video yang kapasitasnya juga tidak kecil, maka akan semakin membebani orang tua dalam membeli kuota internet.

Memang benar bahwa pemerintah telah memberikan subsidi internet gratis, namun faktanya ketika kuota itu saya gunakan dengan anak-anak, aksesnya amat lambat. Untuk mengakses video dari  rumah belajar misalnya, ternyata sulit diakses pula. Apalagi jika untuk membuka youtube, sama sekali tidak bisa digunakan.

Yang pasti, dari segala macam sistem pembelajaran saat ini, selalu saja ditemui kelebihan dan kekurangannya.  Hal ini mengingat bencana wabah covid-19 yang memang belum mereda seratus persen di seluruh Indonesia. Maka pemerintah pun memberikan kebijakan yang lebih adil agar proses pembelajaran berjalan lancar dan prestasi siswa juga tetap optimal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun