Alhamdulillah beberapa hari lagi umat Islam menyelesaikan hajat besar di tahun ini. Hajat untuk menyelesaikan detik demi detik puasa Ramadhan. Puasa yang memang hanya sebulan dalam setahun yang penuh dengan fenomena yang menarik.
Ada budaya silaturrahmi dan mudik, dan ada pula budaya kumpul-kumpul toples dan kue. Percaya atau tidak budaya atau tradisi mengumpulkan makanan menjelang lebaran tersebut tidak bisa dielakkan. Toples yang sejatinya sudah dimiliki di tahun lalu, ternyata di tahun ini pun banyak masyarakat yang sengaja menggantikannya dengan toples yang baru. Katanya sih mengikuti jaman dan mode.
Namun, ada yang tidak bisa dilupakan ketika pesta kemenangan itu hadir di depan mata, yaitu penampakan aneka jajanan beraneka jenis dan bentuk yang juga menjadi hajat besar bagi kaum hawa. Secara para kaum hawa begitu doyan mengumpulkan pernak pernik lebaran tersebut, kan? Jadi jangan aneh jika pasar pun dipenuhi oleh pembeli yang didominasi oleh kaum wanita.
Meskipun jajanan saat ini sudah beraneka jenis dan bentuk serta kemasannya, ternyata ada jenis jajanan yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Khususnya bagi kalangan pedesaan yang notabene masih kental budaya membuat makanan sendiri yang berasal dari kampung. Lain di kampung, kalau di kota lebih cenderung kue-kue yang sudah modern yang sudah didominasi oleh keju, coklat, dan lain sebagainya.Â
Sedangkan di kampung, rata-rata masih mengandalkan makanan yang memang diolah dari bahan sederhana. Meskipun tidak menutup kemungkinan ada jenis makanan yang memang modern yang ternyata turut menduduki meja-meja di saat lebaran tiba.
Seperti galibnya, masyarakat Indonesia atau nusantara masih kental dengan makanan tradisional. Makanan tradisional ini kebanyakan diolah dari kebun atau bahan-bahan yang benar-benar ndeso. Seperti ketan, beras, jagung, ubi kayu atau ubi jalar, pisang dan lain sebagainya tanaman-tanaman yang memang asli tumbuh di Indonesia.
Lalu apakah makanan nusantara yang biasanya berjajar di toples atau kaleng-kaleng masyarakat desa?Â
1. Keripik Pisang
Sudah bukan rahasia atau tabu lagi bahwa pisang merupakan komoditas andalan di Indonesia. Saking andalannya, tidak heran jika di setiap rumah penduduk minimal ada satu pohon pisang yang sengaja ditanam di pekarangan. Alasannya sederhana, pisang mudah tumbuh dan buahnya lumintu atau selalu berbuah setiap tahun jika memang dirawat dengan baik. Untuk menghasilkan buah pisang yang akan berbuah terus menerus, cukup sekali menanam maka anakannya sudah bisa ditanam lagi dan menghasilkan.
Meskipun demikian, tidak semua pisang bisa dibikin keripik misalnya, karena ada beberapa jenis pisang yang hanya dijadikan menu cuci mulut atau hanya sebagai santapan berbentuk buah saja.