Belum lagi di mana ada keributan selalu ada tendensi negatif bahwa ada sosok yang memancing di air keruh dan menggerakkan situasi agar keributan selalu terjadi.Â
Semoga sosok yang diduga berada di belakang keributan tersebut segera insyaf dan memohon ampun kepada Tuhan karena perbuatannya itu termasuk perbuatan yang membahayakan bagi ketertiban bersama.
Apakah rakyat menikmati ribut atau keributan?
Pertanyaan ini pun menjadi pertanyaan bagi saya sendiri, seperti dalam keluarga jika anggota kelurganya menyukai keributan sudah dapat dipastikan kehidupannya berantakan.Â
Sang ayah menyalahkan sang ibu, ibu balik menyalahkan sang ayah, ibu menyalahkan ke anak dan seterusnya. Setiap hari dipenuhi konflik yang tidak berkesudahan. Muaranya tentu kehidupan keluarga tidak lagi bisa diselamatkan.Â
Jangankan berpikir bagaimana membangun keluarga yang harmonis, menahan ego sendiri saja belum mampu.Â
Bagaimana membangun masa depan generasi muda, membagun diri sendiri saja masih sering alpa.Â
Meskipun di media sosial maupun pada moment-moment tertentu masih sering ribut, semoga di tahun politik semua bisa diredam demi kemaslahatan bersama.Â
Cukuplah memandang pada kehidupan anak-anak desa yang begitu menyukai ketenangan demi kehidupan yang menyenangkan. Mereka begitu ceria bermain dan bercanda dalam keharmonisan.Â
Ribut itu nggak enak banget dan sebaliknya bikin capek jiwa dan raga.
Pertanyaan pamungkas, apakah anda memang suka ribut dan keributan?Â
Salam