Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Tahun 2030 Benar-benar Bubar, Jika...

2 April 2018   10:13 Diperbarui: 3 April 2018   21:35 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustasi: nasional.kompas.com

Di satu sisi pembangunan kubah atau menara hakekatnya bukan untuk dipermasalahkan lantaran hampir semua tempat ibadah memiliki menara yang tinggi untuk menyiarkan panggilan sucinya atau hanya sekedar ornamen.  

Mengapa dipersoalkan jika ini bukan masalah.  Belum lagi suara azan yang notabene panggilan untuk umat Islam pun menjadi sesuatu yang sepertinya pantas untuk diusik.  Sama seperti kasus di Medan beberapa waktu lalu yang sayapun pernah menuliskan artikelnya. 

Apa manfaatnya mengusik tradisi keagamaan kelompok lain jika itu justru berdampak negatif dan menimbulkan sentimen agama. 

https://www.kompasiana.com/maliamiruddin/kepada-anda-yang-membenci-suara-azan_57a35d3a109373c91296e077

2. Narkoba yang semakin merajalela

Musuh bersama saat ini adalah kejahatan narkoba.  Obat adiktif yang merusak semua generasi ini kini peredarannya semakin parah.  

Belum lagi ditangkapnya penyelundupan narkoba yang jumlahnya tidak sedikit lagi,  dan berton-ton mungkin sudah dinikmati generasi muda yang sulit untuk disembuhkan.  Serta jumlah lain yang mungkin saja tidak terendus aparat. 

Bagaimana prediksi Indonesia bubar tidak mengemuka jika narkoba sudah merajalela? Dan bagaimana mungkin generasi muda bisa memimpin negara jika mereka mengalami teler dan terbius narkoba?

3. Hutang negara yang sangat besar

Terlepas saya bukan ahli ekonomi,  namun seperti ulasan di atas bahwa mengurus atau memenej negara sama dengan mengurus rumah tangga. Bedanya yang diurus kecil apa besar. 

Rumah tangga saja jika sudah terlilit hutang maka lambat laun semua dikorbankan.  Rumah yang tergadai,  kendaraan yang dijual dan dampaknya rumah tangga berantakan.  Jangan anggap sepele masalah hutang.  Apalagi hutang dgn sistem riba sungguh memakan banyak korban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun