Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Senangnya Berbagi Doa

11 November 2017   22:51 Diperbarui: 13 November 2017   19:09 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi saya mendoakan seseorang dengan kebaikan akan berbuah kebahagiaan. Karena mendoakan sebenarnya tak membutuhkan biaya, energi atau pun modal yang besar. Cukup mengaminkan apa yang menjadi hajat seseorang maka itu cukup menjadi energi yang positif. Tak perlulah berlelah-lelah atau bersusah payah. Tak perlu pula harus membebani pikiran. Mendoakan seseorang dengan doa yang baik, maka insyaAllah doa itu akan kembali pada yang mendoakan.

Ibarat sebuah tekanan yang kita arahkan kepada suatu benda, maka tekanan itu akan berbalik kepada kita. Sama seperti kita melemparkan bola ke dinding, maka bola itu akan kembali kepada kita sendiri.

Hukum itu adalah nyata adanya. Dan banyak orang merasakan efek dari hukum itu. Seperti yang disampaikan Ustadz Yusuf Mansyur dalam setiap tausiyahnya bahwa dengan kita bersedekah maka pahalanya akan kembali kepada yang memberi sedekah. Sama seperti yang diajarkan Nabi Muhammad Saw, bahwa ketika kita berbuat baik, ternyata itu semua justru berbalik pada dirinya sendiri. 

Ada hukum kausalitas, ada sebab dan akibat. Sama seperti ketika kita menanam padi maka kita akan menuai hasilnya. Tapi sebaliknya jika menanam rumput, maka rumput pun yang akan didapat. Jangankan menanam rumput, menanam padi saja seringkali rumput yang tumbuh. Apalagi menanam rumput? Tentu kita sendiri akan menuai hasilnya.

Membantu orang saja kadang masih mendapatkan cibiran, apalagi merugikan orang, maka ganjaran keburukan yang akan didapatkan.

Mendoakan yang baik "tak" seperti membalikkan telapak tangan

Menjadi orang yang ridho atau rela pada orang lain adalah sesuatu banget. Bisa dibilang gampang, dan bisa juga dibilang susah.

Bagaimana jika dibilang susah? Susah atau sulitnya ridho kepada orang lain adalah kunci siapa saja yang mau berbagi doa. Doa yang baik tentunya. Bagi orang yang tidak menyukai orang lain, maka semua itu akan menjadi berat. Misalnya sifat kita adalah pendengki dan merasa tinggi diri. Maka mendoakan orang sungguh sebuah beban berat yang harus dipikulnya. Dengan mengucapkan "semoga Bapak senantiasa sehat" saja menjadi sulit jika dalam hati kita menyimpan perangai buruk tadi.

Acapkali dan boleh jadi yang muncul adalah kata-kata "semoga bapak lekas mati." Karena dengan kematiannya kedudukannya tidak terancam. Atau kesuksesannya tidak tertandingi dan lebih parah lagi jika maksudnya ingin orang tersebut menemui kehancuran dalam kehidupannya.

Betapa sulit memang untuk menghilangkan sifat keji ini. Apalagi jika sifat-sifat menerima kenyataan hidup sudah mulai ditinggalkan. Seolah-olah kesuksesan orang lain adalah bencana dan kehancuran orang adalah kebahagiaan.

Sadis banget ya? (Senyum)

Lalu, bagaimama bisa dibilang mudah? Alasannya tidak ada ruginya mendoakan kebaikan kepada orang lain. Toh dengam mau mendoakan tersebut hati kita telah bersih dari kedengkian dan dan dendam. Kebersihan jiwa akan membuat orang begitu siap menerima segala kekurangan diri sendiri dan mengakui kelebihan orang lain.

Tidak perlu ada dengki dan dendam, karena semua itu hanyalah bisikan-bisikan setan yang ining membuat kita semakin sengsara.

Barangkali memang ada sosok yang begitu sulit untuk ridho dan ikhlas pada orang lain tapi tak sedikit yang begitu berbahagiannya orang teraebut ketika melihat saudaranya memperoleh kesuksesan.

Kata Aa' Gym "jagalah hati jangan kau kotori.

Tidak mudah memang mendoakan kebaikan pada orang lain dan tidak sedikit yang sukses menghilangkan bercak kedengkian dan dendam dalam diri sendiri.

Ketika dalam hati selalu saja dipenuhi prasangka, dengki, dendam, takabur dan sifat-sifat lain yang menyebabkan orang tersebut menjadi gelap hatinya, maka sulit bagi mereka mendapatkan cahaya kebahagiaan.

Yang muncul adalah goresan-goresan luka yang semakin dalam dan menganga yang sulit untuk disembuhkan. Dan yang lebih ironis lagi hati yang terang bendera karena memancarkan cahaya kelembutan, akan berubah menjadi gersang dan gelap. Tidak ada sisi kebaikan dalam diri orang lain. Semua burulk dan semua tak layak untuk menjadi lebih baik.

Semoga saya selalu diberikan hati yang terang benderang dan terjaganya rasa dengki dan dendam. Dan semoga kita semua memiliki hati yang terang, bening dan memancarkan cahaya kebaikan atas doa-doa yang kita panjatkan.

Bagi siapa saja yang pernah tersakiti dan mendapatkan doa-doa yang buruk, semoga diberikan kelapangan hati dan keikhlasan dalam menerima hal-hal yang demikian, dan yang melakukan mendapatkan kelembutan hati dan keridhaan pada saudaranya. 

Benar kata Nabi "dalam diri manusia ada segumpal daging, yang apabila ia baik, maka baiklah jasad seluruhnya, dan apabila ia jelek, maka jeleklah seluruh tubuhnya. Dia adalah hati.

Salam

Gambar: gambartop10.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun